Setelah Menyegel, Warga Bubarkan KBM di SMA Negeri 1 Astanajapura

Cirebontrust.com – Setelah melakukan penyegelan, warga Desa Kanci terpaksa membubarkan para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Astanajapura, Kabupaten Cirebon, sebagai bentuk protes 14 calon siswa warga setempat tak diterima di sekolah tersebut.

Warga terpaksa melakukan pembubaran siswa lantaran mediasi yang dilakukan dengan pihak sekolah berujung buntu. Pihak sekolah tidak bisa berbuat apa-apa terkait protes warga.

“‎Ini adalah kebijakan provinsi. Kami manut aturan yang ada. Kami akan menyampaikan ke provinsi. Yang diusung warga hanya 14 anak, itu semua anak Kanci. Sekarang kami bersama warga akan ke DPRD,” ujar Kepala SMA Negeri 1 Astanajapura, Dodi Rosnaedi saat dikonfirmasi seusai mediasi, Senin (24/07).

Pihak sekolah mengaku sebelumnya sudah berjuang, dengan melapor ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon terkait persoalan 14 siswa tersebut. Namun yang menjadi persoalan, calon siswa tersebut‎ telat mendaftar, sehingga Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis online sudah tutup.

“Masalahnya mereka telat daftar. Sistem ditutup jadi enggak diterima. Kami akan sampaikan ke dinas provinsi,” terang Dodi sembari berlalu menuju kantor DPRD Kabupaten Cirebon untuk mengadu bersama warga yang protes.

Khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan, akhirnya pihak sekolah melalui pengeras suara memberikan pengumuman menghentikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan memulangkan para siswa lebih awal.

Melihat hal itu, para siswa terlihat kebingungan. Pasalnya, mereka tidak tahu ada persoalan apa sehingga dipulangkan lebih awal. ‎Mereka pun sempat ragu keluar sekolah, lantaran ada salah seorang warga yang teriak-teriak di pintu gerbang menyuruh siswa segera bubar dan keluar dari sekolah.

Warga tersebut dengan menenteng gembok dan rantai dengan nada tinggi menyuruh para siswa agar segera membubarkan diri, karena pintu gerbang sekolah akan disegel kembali setelah sebelumnya dibuka sementara.

BACA JUGA:  Penderita HIV/AIDS di Kota Cirebon Meningkat Selama Pandemi

“Woy cepat keluar, pintu gerbang mau digembok,” teriak salah seorang warga di pintu gerbang.

Tindakan yang dilakukan warga setempat sangat disayangkan oleh para tenaga pengajar di sekolah tersebut. Para guru menilai, ‎peristiwa ini bukan hanya menganggu KBM, namun juga mengganggu mental dan psikologi para siswa.

Pasalnya, hari ini adalah hari pertama siswa baru masuk sekolah. Mereka masih dalam proses pengenalan lingkungan baru, namun langsung disuguhi hal yang terbilang tidak baik. Tentunya secara langsung akan membekas pada ‎mental dan psikologi para siswa. (Riky Sonia)‎

Tinggalkan Balasan ke Ian Hartono Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar

  1. Saya mohon dengan sangat. Yth. Gubernur prov. Jabar yg telah memberi kebijakan PPDB online kiranya dalam aturan tersebut diberi ke leluasaan terhadap masyarakat pribuminya lantaran dlm peraturan tsb juga di sebutkab sistem zonasi.