Respons Fenomena LGBT, DPRD Jabar Gelar Dengar Pendapat Bersama Elemen Pemerintah dan Masyarakat

MAJALENGKA (CT) Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi mengatakan pihaknya banyak menerima laporan semakin banykanya pelaku LGBT di Majalengka. Keadaan tersebut menurutnya harus bisa diatasi, tetapi tidak akan bisa bila dilakukan hanya satu kelompok, melainkan harus melibatkan lintas sektoral dari semua elemen masyarakat.

“Tujuannya tentu agar bisa meminimalisir, mencegah, dan meminta bersama-sama, minimal keluarga kita, untuk bisa menghalau hal tersebut,” kata Ineu saat Hearing Dialog DPRD Provinsi Jawa Barat dengan Elemen Pemerintah dan Masyarakat di Kabupaten Majalengka, di aula Mitra Asih Blok Mayasari Desa Cikijing Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, Selasa (22/03).

Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi II DPRD Jabar Ridho Budiman, Anggota Komisi II DPRD Jabar H. Surahman, Wakil Bupati Majalengka H. Karna Sobahi, Kepala BP3AKB Jabar Dewi Sartika, Kepala BPMDPKB Kab. Majalengka H. Eman Suherman, para istri anggota DPRD Jabar, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

“Para ibu ataupun orangtua harus ikut terlibat dalam menyikapi internet dan tontonan yang sudah tersiar di televisi, persoalannya kalangan remaja saat ini suah banyak yang mengakses internet dan anak anak menonton televisi,” ujarnya.

Sementara itu, ia juga menyampaikan bahwa fenomena kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur di wilayah Majalengka cukup memprihatinkan, Wakil Bupati Majalengka, H Karna Sobahi juga ikut prihatin.

“Akan tetapi Fenomena tersebut bisa jadi seperti gunung es, atau bola salju yang menggelinding. Yang jika tidak diantisipasi sejak dini, akan terus bertambah banyak. Saat ini yang munucul adalah kasus yang dilaporkan, bisa jadi yang tidak dilaporkan malah lebih banyak,” tegas wabup Karna.

Wabup Karna mengatakan, oleh sebab itu elemen masyarakat terutama para orangtua mesti bahu membahu untuk terus megawasi anak-anaknya. Pencegahan sejak dini dan pengarahan pendidikan karakter pada anak-anak sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual dan tentunya persoalan LGBT.

“Diskusi hearing tadi cukup bagus, sebagai upaya untuk deteksi dini, pencegahan sekaligus sebagai upaya langkah pasti mendidik dan mengarahkan anak-anak remaja supaya lebih bijak menyikapi pergaualn sehari-hari,” ujarnya.

Kepala BP3AKB Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, pihaknya prihatin dengan fenomena LGBT yang marak akhir-akhir ini.

“Untuk mengatasinya, perlu penguatan ketahanan keluarga dalam menghadapi fenomena tersebut,” tukasnya. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *