Politik 2018-2019 ; Sebuah Jalan Menuju Kekuasaan (2)

Oleh : Bintang Irianto

Ketika membaca beberapa media online berkaitan dengan jalanan kekuasaan ke 2019, pernah membaca salah satu media online pada tahun 2017 hasil survey yang juga dilakukan oleh LSI tentang tiga partai yaitu PDI-P, Golkar dan Gerindra yang terus berebutan suara untuk masuk pada perhelatan pilikada serentak di tahun 2018 dan 2019, dinyatakan survey tersebut bahwa peluang Golkar mengalami posisi terhempas ke tiga terkalahkan oleh Gerindra.

Survey tersebut dilakukan oleh LSI pada tanggal 1-14 November 2017 sebanyak 1.200 responden yang di rilis 14 Desember 2017, hasilnya Golkar terlempar dengan perolehan suara 11,6%, PDI-P 24,2% dan Gerindra 13,0%. Hal itu karena memang sedang terjadi persoalan di Partai Golkar, karena Pimpinan Partai saat itu Setnov terkena kasus e-KTP sehingga persoalan ini menjadi berita di publik nasional, karenanya survey tersebut Golkar berada di barisan ketiga setelah PDI-P dan Gerindra.

Akan tetapi keadaan malah terbalik saat persoalan setnov sudah masuk dalam kotak setelah KPK menetapkan persoalannya untuk dilakukan penyidikan, saat itu kegaduhan Partai Golkar akhirnya menggantikan kursi kepemimpinannya kepada Airlangga Hartanto dengan menyatakan diri berada menjadi barisan yang setia kepada pemerintahan Jokowi, saat LSI Melakukan survey juga yang dilakukan tanggal 7-14 Januari 2018, telah merilis hasil temuan terbarunya mengenai elektabilitas partai politik (Parpol) calon peserta pemilu 2019. Hasilnya, PDIP dan Golkar diprediksi bersaing di pemilu 2019. Dengan hasil Elektabilitas PDIP sebesar 22,2%,Golkar sebesar 15,5% dengan meninggalkan Gerindra dan Gerindra 11,4 %, artinya di tahun awal 2018 golkar melompati gerindra sekitar 4% lebih, ini artinya cepat sekali dalam menaikan prosentase kenaikannya.

Lagi-lagi kenaikan itu dikarenakan pernyataan kesetian Golkar kepada Pemerintahan Jokowi, sehingga percepatan politik yang dilakukan partai berlambang beringin ini semakin merajut menapaki partai PDI-P untuk bersaing. Melihat kondisi seperti ini maka bisa dikatakan bahwa kalau kemudian golkar bisa mejaga stabilitas politik di internal dalamnya atau kemudian bisa menjaga hubungannya dengan pemerintahan Jokowi, bisa saja tanga-tangga prosentase bisa menghampiri seperti partai berlambang banteng ini, atau kalau boleh dikatakan beberapa pengamat yang menyatakan akankah terjadi di 2019 persaingan PDI-P dan Golkar akan terjadi, maka jawabnya seberapa besar Golkar melakukan mengerial kekuasaanya dengan pemerintahan sekarang dan dengan inernalnya sendiri untuk terus mendinamisasikan proses-proses perjalanannya kedepan.

BACA JUGA:  Ratusan Siswa dan Warga Desa Nunukbaru Gelar Istighosah di Lokasi Bencana

Sementara itu juga, Gerindra terus tidak mau tertinggal oleh Golkar dengan terus melakukan program-program politiknya untuk juga bisa menaikan prosentase ketertinggalannya. Akan tetapi tentunya dengan cara lain untuk menaikan marketing politiknya, dikarenakan posisi Gerindra yang selalu menjadi oposisi pada pemerintahan Jokowi tentunya akan melakukan trik-trik tertentu sehingga kenaikan yang diinginkan berbeda dengan kenaikan prosentase seperti golkar.

Persaingan PDI-P VS Golkar ?? atau PDI-P Dan Golkar VS Gerindra ?? di 2019 ??

Pada pilikada 2018 dari 17 provinsi yang dijadikan sebagai penglihatan arah politik kedepan adalah hampir di semua provinsi PDI-P Mengajukan calonya untuk maju, sementara Golkar pun juga melakukan hal yang sama memajukan juga kader-kadernya di 17 provinsi juga, akan tetapi Gerindra melihat beberapa provinsi yang juga mengajukan kader-kader terbaiknya untuk mendorong pertarungan di 2018. Akan tetapi dibeberapa daerah, Gerindra menggandeng PKS untuk melakukan koalisi permanen yang sepertinya juga akan terjadi pada pilpres 2019, koalisi permanen pada pilikada tersebut diantaranya di Jawa Barat, Jawa Tengah Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara.

Sepertinya di lima kota tersebut koalisi permanen Gerindra dan PKS termasuk di Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk mengatur strategi untuk koalisi di daerahhnya masing-masing, sedangkan Jawa Barat dijadikan ajang dalam koalisi ini karena di provinsi ini kemenangan 2014 saat Prabowo mencalonkan dirinya mempunyai lumbung suara besar, seperti tercatat di KPU tahun 2014 Pilpres pasangan Prabowo-Hatta unggul dengan perolehan suara 14.167.381 atau 59,78 persen. Sementara itu, pasangan Jokowi-JK mendapat suara 9.530.315 atau 40,22 persen, sekitar 19 persen pilpres 2014 prabowo mengalahkan Jokowi di Jawa Barat. Maka sangat jelas, Gerindra akan mati-matian untuk memenangkan pasanganya untuk persiapan Pilpres 2019, apalagi Jawa Barat merupakan lumbung suara terbanyak untuk bisa masuk dalam pertarungan pilpres. Maka pasti, PDI-P juga akan melakukan strategi yang sama supaya Jabar juga menjadi lumbung terbaik perolehan suaranya bagi pilikada 2018 ini seperti kejayaanya sebelum 2014.

BACA JUGA:  Komunitas "Cinema Cirebon" Gelar Workshop Film Pendek

Apakah Golkar juga akan mempersiapakan kuda-kuda yang sama seperti yang telah dilakukan oleh PDI-P dan Gerindra andai kalau kita melakukan pemetaan politik di jawa?? posisi seperti ini yang kemudian Golkar akan memposisikan dirinya apakah akan menjadi perahu tersendiri ketika akan memasuki pilpres 2019, atau akan tetap seperti kondisi sekarang bersama menguatkan pemerintahan jokowi dengan beberapa kekuasaanya yang telah didapatkan untuk tetap mempertahankan posisi internal partainya.

Kalau secara cermat kita memahami sedikit saja pertarungan pilikada dibeberapa daerah, atau artinya bila kita menghitung beberapa daerah yang menjadi pertarungan pilikada 2018 maka dari 17 provinsi antara PDI-P dan Gerindra. Penulis meyakini bahwa menjelang pilpres maka yang akan berhadap-hadapan adalah PDI-P bersama koalisinya seperti NasDem, Hanura, PKB dan mungkin lainya, dan Gerinda akan melakukan koalisi dengan PKS, PAN dan lainya. Sementara Golkar akan berada dimana?? ini yang menjadi pertanyaan kedepannya, Golkar akan mempunyai trand nya tersendiri ketika harus masuk dalam kubu politik mana untuk masuk dalam Pilpres 2019 ?? Wallahu A’lam Bishawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *