Cirebontrust.com – Munculnya alat transportasi online di Kota Cirebon membuat penghasilan awak angkutan umum jenis angkot menurun drastis, hal itulah yang menjadikan alasan aksi demo ratusan awak angkot di Kota Cirebon.
Seperti yang disampaikan salah seorang sopir angkot, Sukarsono yang mengaku penghasilannya turun hingga 40-50 persen.
Menurut, Sukarsono dia tidak habis pikir tarif yang sangat murah, dia sebagai sopir angkot D1, menolak adanya taxi dan ojek online makanya dia pun ikut aksi demo terkait alat transportasi taxi dan ojek online itu.
“Coba bayangkan, mereka tarifnya murah banget, Ya macam macam tarifnya ada yang Rp 6.000 untuk dari pesisir Sekolah Santa Maria ke Perum, itu kan murah banget. Ini jelas sangat ngurangin penghasilan kami, tadinya bisa dapat 70 penumpang, sekarang turun jadi 40 bahkan 30 penumpang saja dalam sehari,” jelasnya.
Dikatakannya, pemerintah sepertinya membiarkan munculnya gojek online dan taxi online yang muncul sejak pasca lebaran lalu. Mulai saat itulah angkot sudah sepi penumpang, salah satunya gara gara alat transportasi itu.
“Penghasilan kami sangat berkurang banget, jika di hari biasa atau hari kerja masih ada penumpang. Tetapi, pas tanggal merah, sekarang cari setoran saja susah, karena ada sebagian masyarakat sekarang mainnya online yang tarifnya murah,” kesalnya.
“Seperti taxi online bisa mengangkut anak sekolah 6 orang atau 5 orang dengan tarif yang dihitung satu orang. Seperti yang saya bilang, dari pesisir ke Perum Harjamukti hanya Rp 10.000 yang bisa dibayar oleh 6 orang secara patungan,” sambung Dito, sopir angkot lainnya.
Selain mematikan penghasilan sopir angkot, munculnya taxi online dan gojek online juga mengakibatkan minimnya penghasilan sejumlah gojek pangkalan di sejumlah wilayah di Kota Cirebon.
“Sekarang mah, dengan biaya murah sudah bisa naik mobil mewah,” tukasnya. (Lingga/Karlina)
