Majalengkatrust.com – Dalam rangka meningkatkan komunikasi antara jajaran Kejaksaan Negeri Majalengka dengan insan pers di Kota Angin Majalengka, Kejari menggandeng komunitas Jaringan Jurnalis Majalengka (Jajaka) sebagi mitra dalam membantu pihak kejaksaan Negeri Majalengka dalam menjalankan tugas, terutama dalam menyampaikan informasi dan sosialisasi mengenai kesadaran hukum (Darkum) kepada masyarakat.
Kerjasama itu ditandai dengan pemakaian jaket kepada ketua Jajaka, Pai Supardi sebagai simbul kemitraan, yang dilakukan di ruang lobi kantor Kejaksaan setempat.
Menurut Kajari Majalengka M. Iwa Suwia Pribawa, SH, MH., peran pers sangat membantu sekali tugas-tugas Kejaksaan, terutama dalam menyampikan informasi kepada masyarakat.
Dikatakan dia, sejatinya Kejaksaan cukup terbantu dengan keberadaan pers, sebab tanpa adanya pers masyarakat tidak akan mengetahui bagaimana tugas dan keberhasilan kejaksaan dalam menangani sejumlah perkara.
“Jaket ini sebagai bentuk keseriusan kami dalam membangun kemitraan dengan insan pers di Majalengka, khusunya dengan komunitas Jajaka. Sebab selama ini jujur kami harus akui peran teman-teman pers sangat membantu tugas kami,” jelas dia, Senin (10/04).
Sementara itu Ketua Jajaka Pai Supardi, didampingi sejumlah pengurus Jajaka lainnya mengaku sangat berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan pihak Kejaksaan. Dikatakan dia, sejatinya tugas wartawan selain sebagai kontrol sosial, juga harus mampu memberikan edukasi serta pencerahan bagi masyarakat, termasuk mengenai persoalan hukum dan lainya.
Melalui media pula, sebut dia, wartawan bisa memberikan kontribusi positif terutama dalam memberikan pencerahan agar masyarakat bisa paham.
Selain itu, kata dia, Jajaka sendiri saat ini sudah melakukan kerjasama dan kemitraan dengan sejumlah elemen lainya, seperti dengan Polres, Kodim, Dan Lanud, Pemerintah daerah, DPRD, Disdik dan lainnya.
lebih lanjut Pai menambahkan, dibentuknya Jajaka sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir gerak oknum wartawan abal-abal yang kerap merugikan citra wartawan sungguhan. Oleh karenaya, kata dia, pihaknya terus berupaya mendorong anggotanya untuk tetap menjaga kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugasnya, dan menghindari hal-hal yang bisa merusak citra pers itu sendiri.
“Kemitraan menjadi penting bagi kami, sebagi salah satu upaya untuk membangun citra Pers yang bersih dan sehat, sesuai dengan ketentuan Dewan Pers dan kode etik jurnalistik, mengingat saat ini dengan banyaknya kasus yang menimpa oknum wartawan abal-abal, sangat merugikan citra wartawan yang sesungguhnya,” papar dia. (Abduh)