Kasus Perselisihan Asiong dan Tan Han Liem Masih Berlanjut

CIREBON (CT) – Buntut dari persoalan hutang piutang terkait bisnis batu bara antara Kaidi alias Asiong, warga Perumahan Cluster Villa Kecapi Mas, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon dengan Tan Han Liem masih berlanjut.

Menurut Kaidi, yang didampingi tim pengacaranya, Bildansyah SH dan Marhendi SH, MH, serta Titin Prialianti SH pihaknya sudah mengajukan laporan kepada pihak kepolisian terkait buntut persoalan ini.

Termasuk dugaan kekerasan yang dilakukan debt collector suruhan Tan Han Liem kepadanya. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan lebih lanjut dari pihak kepolisian.

Malah tadi pagi, Rabu (20/07) sekitar 5 orang yang mengaku suruhan Tan Han Liem mendatangi kediaman Kaidi di Perumahan Cluster Villa Kecapi Mas.

Mereka bermaksud mengajak Kaidi untuk bertemu Tan Han Liem di salah satu rest area di daerah Kuningan. Dirinya menolak ajakan tersebut. Apalagi setelah apa yang dilakukan Tan Han Liem melalui orang suruhan kepadanya.

Selain pernah jadi korban kekerasan Tan Han Liem melalui anak buahnya, Kaidi juga mengaku pernah disekap di rumahnya sendiri di Perumahan Cluster Villa Kecapi Mas, Kota Cirebon bersama istri dan kedua anaknya.

Kaidi mengungkapkan, pada periode tersebut, orang-orang suruhan Tan Han Liem menduduki rumahnya selama 14 hari. Mereka merusak kamera CCTV yang terpasang. Kunci rumah juga diganti. Kaidi dan anak istrinya dilarang keluar rumah. Kalaupun harus keluar rumah, misal antar anak ke sekolah, harus dikawal orang suruhan itu.

“Salah satu diantara mereka sempat mengancam saya dengan pisau. Bahkan ada yang berkata akan memperkosa anak saya yang ada di Jakarta,” kata Kaidi, Rabu (20/07).

Pengacara Kaidi, Bildansyah SH, mengatakan, pihaknya berharap polisi segera melakukan langkah-langkah lebih lanjut terhadap laporan kliennya itu.

BACA JUGA:  Dr Ashad: Seorang Dokter Harus Melayani Tanpa Membedakan Latar Belakang Pasien

Apalagi setelah adanya teror dan ancaman selama ini, istri dan kedua anak Kaidi alias Asiong merasa tertekan dan trauma. Kedua anak perempuan kliennya jadi takut keluar rumah. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *