Citrust.id – Muhammad Abizar (1 tahun) harus berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Ia didiagnosa menderita penyakit Thalasemia sejak berusia enam bulan. Secara rutin, kedua orangtuanya, Syafrudin (33 th) dan Tasinih (30 th), membawa anaknya tercinta tersebut ke rumah sakit.
“Saya dan keluarga kaget. Awalnya saya kira anak saya itu sakit panas biasa, tetapi tidak turun turun panasnya. Sedih waktu dokter mengatakan anak saya ternyata sakit Thalasemia. Saya sekeluarga harus kuat,” ucap Tasinih, Senin (26/10).
Thalasemia merupakan kelainan darah yang disebabkan faktor genetik. Tubuh penderita Thalasemia tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin. Akibatnya, jumlah hemoglobin di dalam tubuh sedikit dan membuatnya masuk ke dalam keadaan anemia. Thalasemia membutuhkan penanganan khusus. Secara rutin setiap minggunya, penderitanya menerima transfusi darah untuk mendapatkan hemoglobin yang diperlukan tubuh.
Bagi Tarsinih dan suaminya yang merupakan penjual baso keliling, kehadiran Program JKN-KIS sangat mereka syukuri. Tarsinih dan keluarga telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah pusat.
“Meskipun anak saya sakit, saya beryukur punya KIS dari pemerintah. Jadi bisa bantu pengobatan anak dan tidak keluar uang juga,” ungkap Tarsinih.
Dirinya tak pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika program JKN-KIS tidak ada. Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk melakukan pengobatan terhadap sakit thalassemia yang diderita anaknya. Oleh karena itu, ia berharap peserta JKN-KIS lainnya dapat secara rutin membayar iuran maksimal tanggal 10 setiap bulannya. Iuran yang dibayarkan membantu peserta lain yang membutuhkan pelayanan seperti anaknya.
“Saya tidak putus asa, terus berharap supaya anak saya sembuh. Semoga program JKN-KIS terus berjalan karena manfaatnya sangat besar,” terutama bagi keluarga tidak mampu yang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan,” tandas Tarsinih. (Haris)
