Ilustrasi
CIREBON (CT) – Sebanyak 20 insinyur Pertanian dari Palestina belajar tentang sistem budi daya tanaman dan produk obat herbal di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan-Malang.
Salah satunya materi yang dipelajari adalah sistem hidroponik. Melalui pelatihan ini, insinyur Palestina diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bertani dengan kondisi air yang langka. Petani di Palestina diharapkan mampu bertani dengan menghemat pengeluaran untuk air namun dengan hasil panen yang lebih banyak.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi mengatakan, bahwa kondisi Palestina saat ini mengalami kesulitan air. Pendudukan ilegal di Tepi Barat yang mencuri air Palestina hingga 80 persen mengakibatkan negara ini kekurangan pasokan air.
Petani juga belajar mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengoptimalkan dan mengurangi penggunaan air, dan menyediakan produk pertanian organik yang lebih berkualitas.
Lewat kerja sama ini, Indonesia juga mendapat berbagai hal baru ketika bekerja sama dengan Palestina. Di antaranya benih pertanian yang sebelumnya tak ada di Indonesia. Kerjasama tersebut juga kabarnya melibatkan JICA (Japan International Cooperation Agency). (Net/CT)