Ini Alasan Tarif Listrik Turun per 1 Januari 2016

CIREBON (CT) – Terhitung sejak 1 Januari 2016 tarif listrik mengalami penurunan untuk 12 golongan pelanggan. Tarif listrik yang mengikuti mekanisme tariff adjustment pada Januari 2016 turun banyak, dibanding tarif listrik Desember 2015.

Hal itu disampaikan, Manager Senior Public Relations PT PLN (Persero), Agung Murdifi, dalam rilis yang diterima CT, Sabtu (2/1).

Dijelaskannya, penurunan tarif itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penguatan nilai tukar rupiah dan harga minyak.

Tercatat, nilai tukar rupiah menguat di angka Rp 13.673 per USD pada November 2015 dibanding Oktober 2015 yang mencapai Rp 13.796 per USD.

Sedangkan harga minyak ICP November 2015 turun menjadi US$ 41,44 per barel‎ dari sebelumnya US$ 43,68 per barel.

Selain itu, keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi yang menyebabkan menurunnya Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP) juga berpengaruh terhadap penurunan tarif listrik.

“Kontribusi terbesar penurunan tarif listrik Januari 2016 dibanding Desember 2015 adalah keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi,” ujar Agung.

Ia menjelaskan, tarif listrik di Tegangan Rendah/TR (untuk Rumah Tangga, Bisnis skala menengah, Kantor Pemerintah skala menengah), turun dari Rp 1509,38/kWh menjadi Rp 1409,16/kWh.

Tarif listrik di Tegangan Menengah/TM (untuk Bisnis skala besar, Kantor Pemerintah skala besar, industri skala menengah), turun dari Rp 1104,73/kWh menjadi Rp 1007,15/kWh.

Sedangkan tarif listrik di Tegangan Tinggi/TT (untuk Industri skala besar), turun dari Rp 1059,99/kWh menjadi Rp 970,35/kWh.

Selain itu, lanjutnya, penurunan tarif pada tegangan rendah sebesar Rp 100,22/kWh, disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, inflasi) di tegangan rendah sebesar Rp 12,3/kWh. Sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di tegangan rendah sebesar Rp 87,92/kWh.

Di tegangan menengah, penurunan tarif sebesar Rp 97,58/kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, inflasi) di tegangan menengah sebesar Rp 97,01/kWh. Sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di tegangan menengah sebesar Rp 88,57/kWh.

Penurunan tarif di tegangan tinggi sebesar Rp 89,64/kWh yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, inflasi) di tegangan tinggi sebesar Rp 8,64/kWh.

“Sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di tegangan tinggi sebesar Rp 81,0/kWh,” tandasnya. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *