Gelar Bedah Buku, DEMA F. Syariah IAIN SNJ Cirebon Gaungkan Spirit Islam Nusantara

CIREBON (CT) – Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam periode 2015-2016, mengadakan bedah buku yang berjudul “Berkah Islam Indonesia Jalan Dakwah Rahmatan Lil ‘alamin” yang ditulis oleh Prof. Dr. KH. said aqil siradj, M.A dan Mamang Muhamad Haerudin. acara tersebut digelar meriah di gedung ICC IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Sebagai pembanding dalam bedah buku tersebut, hadir pula Hj. Ratu Raja Arimbi Nurtina, S.T., Yudi Muljana, S.Th.,M.Pd.I., sebagai ketua mualaf internasional, Drs. Marzuki Wahid, M.Ag, Syamsudin Kadir selaku Direktur Eksekutif Mitra Muda, dan Dr. Abdul aziz, M.Ag. Wakil Dekan Fakultas Syariah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Acara tersebut juga dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga umum.

Dikatakan Hj. Ratu Raja Arimbi dalam sambutannya, ia berharap dalam acara bedah buku tersebut, seluruh peserta yang hadir bisa mengambil pelajaran dan dijadikan sebuah pengetahuan dan pedoman. Karena jika hidup memiliki pedoman, maka hidup pun terarah untuk menjalankan kehidupan yang nyata.

“Selama kita hidup, selama itu kita harus belajar dan mencari ilmu untuk dijadikan pedoman guna menuntun kita. Manfaatnya untuk mendapatkan keberkahan. Tanpa pengamalan ilmu tentunya apa yang kita dapat akan hampa, demi keberlangsungan hidup kita,” tuturnya.

Mamang Muhamad Haerudin, selaku pengarang buku yang mempunyai motto hidup “Jangan berhenti untuk membaca, menulis, dan berdiskusi”. Dengan motto itulah menjadi pacuan semangat dirinya, yang akhirnya bisa menerbitkan kembali buku karangannya yang ke-6 dengan judul “Berkah Islam Indonesia Jalan Dakwah Rahmatan Lil ‘alamin” tersebut.

Dalam penjelasannya, Mamang menambahkan, bahwa Islam adalah agama dakwah: agama yang menuntun umat untuk bisa mengajak kebaikan kepada segenap umat manusia di semesta alam. Dan jalan dakwah rahmatan lil’alamin, adalah jalan dakwah yang dipilih oleh nabi Muhammad SAW, yakni jalan dakwah yang mengamati dan mengawasi alam semesta.

“Begitu juga para ulama seperti wali sanga, kiyai, ustaz, dan pemuka agama islam. Mereka memilih untuk menyebarkan dakwah tanpa anarkis, memilih jalan dakwah yang damai, sekaligus bisa memadukan antara dimensi ke-islaman dengan ke-Indonesiaan,” katanya.

Dalam bedah bukunya, Mamang mengatakan ada beberapa poin pokok dari isi buku tersebut, di antaranya wawasan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, Mencintai tanah air, spirit Islam yang berakhlakul karimah, spirit islam pesantren, dan prinsip Amar ma’ruf nahi munkar. Serta dinamika Islam mengenai perkembangan wacana Islam mengenai politik dan perempuan, bagaimana wawasan Islam tentang hak-hak kesetaraan dalam alquran dan hadis, serta pencegahan pernikahan dini.

“Bagaimana wawasan kita tentang ke-Islaman tidak boleh tercerabut, mengesampingkan Indonesia, Islam dan Indonesia ini adalah sebagai penegas jati diri, bahwasanya Islam yang bisa berakulturasi, yang bisa bergandengan, harmonis dengan budaya-budaya dan tradisi-tradisi warisan leluhur,” tuturnya.

Dipertegas oleh Drs. Marzuki Wahid, M.Ag. selaku pembanding dan merupakan dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, ia katakan bahwa Islam Indonesia ialah Islam nusantara, yakni Islam yang menerima pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara, dan mengikat seluruh warga negara khususnya umat muslim. Dan mengakui Allah sebagai tuhannya, nabi Muhammad sebagi utusannya, serta alquran, Hadis sebagai pedomannya, serta Mekah sebagai kiblatnya.

“Islam Indonesia bisa kuat dan jaya karena mempunyai budaya, sehingga melalui budaya tersebut para Wali Sanga di pulau Jawa menjadikan budaya tersebut sebagai strategi dakwah untuk menyebarkan agama Islam, agar dapat diterima oleh masyarakatnya,” jelasnya. (Putri Murni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *