Gedung Creative Center, dari Pemprov Jabar untuk Warga Ciayumajakuning

Citrust.id – Keberadaan Gedung Negara atau eks Balai Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Cirebon memiliki sejarah penting untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya. Namun, seiring berjalan waktu peran keberadaannya belum maksimal.

Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun Gedung Creative Center agar bisa dimanfaatkan oleh warga Cirebon dan sekitarnya. Gedung Creative Center diresmikan Gubernur Jabar, Dr (HC) Mochamad Ridwan Kamil ST MUD, Rabu (21/4) sore.

“Gedung Negara ini istimewa dan memiliki lahan yang luas. Namun karena peraturan, sehingga Bakorwil dihapuskan dan perannya hilang,” ungkap Ridwan Kamil.

Setelah ada Gedung Creative Center, pria yang akrab disapa Emil mengatakan, komplek ini harus bermanfaat bagi warga Ciayumajakuning meskipun lokasinya berada di Kota Cirebon.

“Jadi silakan bagi warga Ciayumajakuning untuk memanfaatkan. Baik untuk kegiatan seni, pameran batik, budaya, seminar atau workshop serta kegiatan positif lainnya,” katanya.

Emil juga berpesan kepada kepala daerah dan warga Ciayumajakuning, agar gedung ini jangan sampai sepi kegiatan setelah diresmikan. Karena sebelumnya, di daerah lain, ada yang tidak dikelola setelah dibangun.

“Jangan sampai ruang ini kosong tidak dipakai kegiatan. Mendingan berebut sampai berantem dari pada kosong kegiatan dan tidak ada yang datang,” katanya.

Di sisi lain, Emil juga mengaku bahwa arsitek yang merancang Gedung Creative Center Cirebon ini, Ahmad Juhara, telah wafat karena Covid-19. Sehingga dalam peresmian ini sangat terasa haru.

“Oleh sebab itu, saya mohon izin, karena gedung ini kewenangan Pemprov Jabar, jadi saya ingin menamakan gedung ini Ruang Kreatif Ahmad Juhara. Dengan harapan semangat kreativitasnya bisa menular,” ujarnya.

Emil juga menambahkan, untuk kepala daerah bisa berkreasi untuk menambah fasilitas  kreatif. Karena masih ada ruang kosong di halaman belakang.

BACA JUGA:  Komunitas Pabrik Tahu dan Karang Taruna Cisambeng Peduli Covid-19

“Tempat ini juga bisa jadi pariwisata. Coba pikirkan, barangkali ada turis yang datang bisa dibawa ke sini. Misal saran saya ada kereta kencana atau spot foto. Sehingga mudah untuk menarik turis meski tidak ada kegiatan,” sarannya. (Aming)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *