INDRAMAYU (CT) – Maraknya kasus begal di Kabupaten Indramayu, membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Indramayu meminta Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Kepolisian, agar bisa memberantas begal dengan kearifan lokal.
Anggota Komisi B DPRD Indramayu, Azun Mauzun mengaku kasus begal di Indramayu memang tidak bisa diberantas dengan cepat, pasalnya kasus begal merupakan masalah yang sangat kompleks, sehingga harus diberantas dengan kearifan lokal.
“Sebenarnya kasus begal ini awalnya dari masyarakat juga, yang menginginkan motor bagus tetapi uang cekak, sehingga lebih banyak memilih membeli motor bodong (motor hasil curian, red), dan kalau istilah di masyarakat motor sebelah,” kata Azun saat dikonfirmasi, Sabtu (09/01).
Azun menceritakan memang pada awalnya murni motor sebelah, yakni motor kredit tetapi nunggak setoran dan di pindah tangankan, namun sekarang motor sebelah sudah campur aduk dengan motor bodong.
“Kasus ini sama halnya dengan kasus miras, pemerintah melarang pabrik miras namun penjualan ilegal terus berjalan dan peminatnya sangat banyak,” ucapnya.
Dia menuturkan, banyaknya fenomena peminat motor sebelah memicu semakin banyak peluang untuk melakukan aksi pembegalan.
“Motor sebelah sudah hampir menyeluruh di Kabupaten Indramayu yang mencapai hampir 50 persen di daerah pinggiran Indramayu,” kata dia.
Dia mengaku sering menjumpai fenomena tersebut di lingkungan masyarakat, alasan banyaknya peminat motor bodong, dikarenakan kondisi fisik motor yang bagus namun dengan biaya ringan.
“Untuk itu, dalam mengurangi kasus begal dan menambah rasa aman, kami menghimbau agar masyarakat Indramayu tidak membeli lagi motor-motor bodong, belilah sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing demi bersama memberantas begal dengan cara kearifan lokal,” terangnya.
Dia mengungkapkan pembelian motor bodong biasanya dilakukan dengan cara transaksi gelap, transaksi di bawah tangan, pesan langsung di kirim.
“Sedangkan untuk regenerasi begal itu terjadi, biasanya diawali dengan dicekoki miras terlebih dahulu terus bergaul dan baru perekrutan,” ucapnya.
Adapun pembagian tugasnya, kata dia terbagi menjadi pilot, copilot, eksekutor, dan intelgent. Eksekutor bertugas untuk melumpuhkan korban, pilot yang mengendarai, copilot sebagai petunjuk jalan dan intelgent sebagai pemetaan lokasi lalu terakhir sebagai distributor yang menjual.
“Sehari minimal begal beraksi hingga 3 kali tergantung situasi dan kondisi dan aksinya tersebut berpindah-pindah sesuai situasi,” tandasnya. (Dwi Ayu)