Citrust.id – Prestasi membanggakan diraih seorang dokter yang berasal dari Indonesia yang mendapat penghargaan dari King Baudouin Foundation. Namanya dr. Arief Wibowo.
“Dr. Arief Wibowo mendapat penghargaan King Baudouin Award atas prestasinya dalam penelitian di bidang Kardiovaskuler yang berjudul Potensi terapi exosomes pada pasien gagal jantung ischemic,”kata Mertua Dr. Arief Wibowo yang kebetulan warga Kabupaten Majalengka drg. Andi Iman Wandi saat ditemui, Rabu (06/03/2018).
Dikatakan dia, Penghargaan bergengsi ini diberikan pada saat peringatan Rare Disease Day tanggal 28-2-2018.
“Tidak hanya itu,International Science team award America juga memberikan penghargaan Paul Dudley White Award. Jadi total dia mendapat dua penghargaan sekaligus,”ungkap drg. Andi.
Dr. Arief Wibowo adalah dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Universitas Padjadjaran Bandung. Lanjut kemudian mengambil program doktoral di Belgia.
Setamat kuliah di Universitas Jenderal Achmad Yani dr. Arief Wibowo menikah dengan dr. Pindi Tresna Lestari,adik kelasnya yang kebetulan warga Kabupaten Majalengka.
“Pindi adalah anak sulungku, Arief my son in the law kau sungguh sangat membanggakan. Semoga hasil kerja kerasmu bisa bermanfaat bagi keluarga,bangsa,negara dan agama. Semoga ilmu yang didapat menjadi ladang amal kebaikan yang mendapat keberkahan dan rido Alloh swt. Pula semoga prestasi yang diraih tidak menjadikanmu sombong dan takabur,tetaplah rendah hati dan tawadu. Bahwa diatas langit masih ada langit. Turutilah ilmu padi,makin berisi semakin merunduk.Terima kasih nak,kau telah mengharumkan nama keluarga,bangsa dan negara,”ungkap drg. Andi yang juga ketua Grup Madjalengka Baheula ini.
Terpisah dr. Arief Wibowo ketika diwawancarai melalui whatsapp mengatakan penelitiannya mengenai peranan exosomes, produk partikel yang berisi protein, RNA dan zat lainnya yang dibutuhkan tubuh, dimana exosomes ini dihasilkan oleh setiap sel berfungsi sebagai jalur “komunikasi” antar sel.” dan memberikan harapan baru bagi upaya mengatasi gagal jantung akhir yang selama ini pilihan terapinya adalah pencangkokan jantung.
Dia memfokuskan penelitiannya tentang peranan exosomes yang diproduksi oleh stem cell yang di isolasi dari pasien Gagal Jantung Iskemik dan dikembangkannya agar mempunyai peranan sebagai biomarker diagnostik dan terapi pada pasien gagal jantung.
Menurutnya, gagal jantung bisa menimpa siapa saja karena ini adalah salah satu proses penuaan sebagai hal yang alami pada semua manusia. Akan tetapi proses terjadinya gagal jantung ini dapat di akselerasi atau dipercepat dengan adanya penyakit jantung, salah satunya adalah akibat serangan jantung yaitu karena adanya penyumbatan pada arteri koroner jantung.
Salah satu cara yang ada dan bisa dilakukan saat ini untuk mengatasi gagal jantung tahap akhir adalah dengan transplantasi jantung atau operasi cangkok jantung, ini merupakan langkah terakhir ketika obat-obatan dan operasi lainnya tidak berhasil untuk mengobati penyakit gagal jantung.
Operasi transplantasi jantung dilakukan dengan mengganti jantung yang rusak dengan jantung baru dari pendonor. Tetapi operasi transplantasi ini memiliki risiko yang tinggi mengingat hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dan dapat dilakukan kapan pun dibutuhkan, perlunya donor jantung yang sesuai dengan jantung pasien merupakan kunci utama operasi ini dapat berlangsung.
Untuk itulah menurut Arief Wibowo, terapi exosomes dengan stem cell ini menjadi cara yang bisa dilakukan sebelum langkah beresiko tersebut dilakukan.
“Saya berharap bahwa penelitian ini berhasil dan membawa kebaikan untuk orang yang membutuhkan, oleh karena itu dari penelitian yang saya lakukan di Belgia, ingin saya perpanjang dnegan dijalinya kolaborasi dengan Departemen Kardiologi FK Unpad RS Dr hasan Sadikin Bandung. Semoga penelitian ini akan menjadi salah satu titik point untuk kemajuan duni kedokteran bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya,” harap Arief.
Atas penghargaan, King Baudouin Foundation memberikan dana sebesar 166.000 Euro per tahun selama dua tahun. Menurut rencana akan dipakai untuk kolaborasi penelitian lebih lanjut dengan Departemen Penelitian Jantung, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Indonesia dengan RS di Belgia tempat penelitian Arief Wibowo saat ini. /abduh