Cirebon dan Kisah Harta Karun di Bawah Lautnya

CIREBON (CT) – Sebagai daerah pantai yang dulu pernah berjaya dengan aktivitas perdagangan di laut, Cirebon memang menarik untuk ditelusuri lebih jauh. Selain kaya akan hasil lautnya yang menjadikan Cirebon dikenal sebagai Kota Udang dan produksi terasinya yang sudah dikenal diberbagai daerah, perairan Cirebon memiliki cerita lain tentang sebuah keberadaan harta karun di bawah laut bekas kapal-kapal yang karam.

Seribu tahun yang lalu, sebuah kapal diperkirakan telah tenggelam di lautan lepas Indonesia di dekat pelabuhan Cirebon. Ke­beradaan harta karun ini awal­nya terkuak para nelayan yang me­nemukan bangkai sebuah kapal sejauh 187 kaki di bawah laut pada 2004. Harta karun ter­sebut berupa batu rubi, perhiasan emas, batu kristal dari Dinasti Fa­ti­miyah, gelas dari Iran, dan por­selen indah dari China pe­ning­ga­lan tahun 976 Masehi. Selain itu, ada juga vas bunga terbesar dari Dinasti Liao pe­ninggalan tahun 907 sampai 1125 M, dan keramik Yue Mise dari era Lima Dinasti (907-960 M) ber­warna hijau khusus untuk Kaisar. Ada pula bebatuan berharga seperti 11.000 mutiara, 4.000 ru­bi, 400 safir merah, dan lebih dari 2.200 batu akik. Diperki­rakan nilai total harta karun itu Rp720 miliar.

Pengangkatan benda berharga muatan kapal tenggelam di Cirebon yang berlangsung sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005 itu dilakukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera bekerja sama dengan Cosmix Underwater Research Ltd dengan izin Pemerintah Indonesia. Pada 2010 dila­kukan lelang sebanyak tiga kali, yakni pada 5 Mei, 21 Juni, dan 14 Oktober 2010, tapi tidak ada pe­minatnya. Karena sudah menge­­luarkan modal besar dan tidak ingin rugi, para perusahaan investor menginginkan duitnya segera kembali. Akhirnya dipu­tus­kan dari 271.834 pieces itu di­se­pakati supaya harta karun ter­sebut dibagi dua antara pe­me­rin­tah dan investor. (Net/CT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *