Citrust.id – Penambahan 16 kasus di tiga desa, yakni Desa Trusmi Wetan, Trusmi Kulon dan Wotgalih akan berdampak pada aktivitas sosial warga.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan, pihaknya sudah melakukan diskusi lintas sektoral, seperti TNI-Polri, aparat desa, serta lainnya.
“Tiga desa yang terpapar Covid-19 akan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Penjagaan akan diperketat. Bahkan logistik disiapkan, semisal dapur umum,” ujarnya, Minggu (26/7) siang, di ruang rapat Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon.
Persiapan lainnya, lanjut Enny, sudah menyiapkan tim khusus, yakni tim Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang terdiri dari sektor perdagangan, wisata dan area publik.
“Kita sudah punya tim Adaptasi Kebiasaan Baru, yang didalamya ada sektor perdagangan, wisata, dan area publik untuk ikut mengamankan,” kata dia.
Sementara, Camat Plered, Hardomo mengatakan, ada 9 rumah yang menjadi perhatian khusus. Lokasinya pemukiman padat dan berada di bagian lokasi wisata.
“Sesuai diskusi soal pembatasan sosial, kita tidak akan menutup jalan. Hanya membatasi keluar masuk orang. Karena jika ditutup, warga Desa Gamel, Sarabau dan sekitarnya tidak bisa beraktivitas,” terang dia.
Teknisnya, kata Hardomo, jalan utama akan dipasanh water berreir untuk membatasi orang yang keluar masuk. Bahkan, warga yang melintas akan dimintai identitas. “Nanti juga akan diperiksa suhu tubuh, pemakaian masker dan pemeriksaan lainnya,” ucapnya.
Selain itu, Hardomo juga berencana akan mengumpulkan tiga kuwu dari tiga desa yang terpapar, serta kuwu yang ada di desa sekitarnya, seperti Desa Gamel, Sarabau, dan Kaliwulu. “Kita akan pustuskan bagaimana baiknya agar penyebaran Covid-19 tidak meluas,” katanya. (Aming)