Berbagai Fenomena Langit Sepanjang Bulan Mei 2016

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Bulan Mei akan diawali dengan hujan meteor Eta Aquarid dan para pengamat langit bisa menikmati kehadiran planet-planet yang cukup terang untuk dinikmati dengan mata tanpa alat. Bagi pengamat di Indonesia, Oposisi Mars akan menjadi salah satu peristiwa menarik di bulan Mei sebelum planet merah ini melakukan gerak retrograde.

6 Mei — Hujan Meteor Eta Aquarid

Dimulai tanggal 19 Maret – 28 April, hujan meteor Eta Aquarid akan mencapai puncak tanggal 6 April pukul 03.00 dini hari. Bulan yang sedang memasuki fase Bulan Baru akan memberikan pengamat kesempatan untuk menikmati kehadiran hujan meteor Eta Aquarid tanpa gangguan cahaya Bulan. Tapi untuk bebas dari polusi cahaya, menjauhlah dari area perkotaan.

Hujan meteor Eta Aquarid akan tampak datang dari rasi Aquarius yang terbit tengah malam. Hujan meteor Eta Aquarid yang berasal dari sisa komet Halley akan tampak di langit malam dengan jumlah metero sekitar 40 meteor per jam.

6 Mei — Bulan di perigee
Bulan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada jarak 357800 km.

7 Mei — Bulan Baru
Bulan terbit di pagi hari saat Matahari terbit dan terbenam bersama Matahari. Artinya, tidak ada Bulan di malam hari dan langit bebas dari cahaya Bulan. Saat terbaik untuk melakukan pengamatan. Para pengamat bisa menikmati kehadiran planet-planet tanpa terganggu oleh cahaya Bulan. Bulan Baru terjadi satu hari sebelum Bulan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi.

8 Mei — Konjungsi Aldebaran dengan Bulan
Bulan dan bintang aldebaran hanya terpisah 0,5º di rasi Taurus. Pengamat dapat menikmati pasangan ini setelah Matahari terbenam di ufuk barat.

9 Mei — Konjungsi inferior Merkurius
Merkurius, planet terdekat dengan Matahari berada di antara Matahari dan Bumi. Bagi pengamat di Bumi, Merkurius sedang mengalami konjungsi inferior sedangkan jika ada pengamat di Merkurius, maka, Bumi-lah yang sedang beroposisi. Pada saat Merkurius mengalami konjungsi inferior, planet ini juga akan mengalami transit, melintas “menggerhanai” Matahari selama 7,5 jam. Pengamat di Indonesia tidak akan dapat menikmati fenomena ini karena Matahari sudah terbenam saat Merkurius memulai transit pada pukul 18:12 WIB.

14 Mei — Bulan Perbani Awal
Bulan akan tenggelam tengah malam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran planet-planet.

14 Mei — Konjungsi Regulus dengan Bulan
Bulan dan bintang Regulus terpisah 2,5º di rasi Leo. Keduanya akan tampak sejak Matahari terbenam sampai Bulan terbenam pada pukul 00:40 WIB.

15 Mei — Konjungsi Jupiter dengan Bulan
Jupiter akan berada 2,2º dari Bulan. Keduanya terbit hanya berselang 3 menit. Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 13”17 WIB disusul Jupiter 3 menit kemudian. Pengamat bisa menikmati kehadiran pasangan Bulan – Jupiter setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam pukul satu dini hari.

19 Mei — Bulan di apogee
Bulan mencapai titik terjauhnya dari Bumi pada jarak 405900 km.

22 Mei — Bulan Purnama
Saatnya bermandikan cahaya Bulan sepanjang malam. Bulan akan terbit pukul 18:01 WIB dan tenggelam pukul 06:26 WIB. Bulan Purnama yang terjadi di bulan Mei akan tampak lebih kecil dari biasanya karena Bulan baru saja meninggalkan titik terjauhnya dari Bumi. Artinya, Bulan purnama terjadi saat berada dekat titik apogee atau yang sering disebut sebagai Bulan mikro atau Bulan mini. Kebalikan dari Bulan super yang terjadi saat Bulan di titik perigee.

22 Mei — Oposisi Mars
Mars sedang dalam perjalanan untuk melakukan gerak retrograde dan planet merah ini akan beroposisi atau berada bersebrangan dengan Matahari. Saat oposisi, Mars akan terbit bersama dengan terbenamnya Matahari, dan terbenam saat Matahari terbit. Orbit Mars yang elips membuat jarak saat terjadi oposisi bukan merupakan jarak terdekat Mars dari Bumi. Mars akan tampak sepanjang malam bersama Bulan dan Saturnus. Sedangkan Jupiter akan terbenam tengah malam. Saat oposisi, Mars akan tampak lebih terang.

23 Mei — Konjungsi Saturnus dengan Bulan
Bulan dan Saturnus akan tampak sebagai pasangan yang terpisah 3,5º di langit malam. Keduanya terbit setelah Matahari terbenam. Bulan terbit pukul 18:12 WIB disusul Saturnus pada pukul 18:28 WIB. Keduanya akan tampak sepanjang malam. Mars juga masih menemani pasangan ini sampai fajar.

29 Mei – Bulan Perbani Akhir
Bulan terbit tengah malam dan tenggelam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

30 Mei — Mars di poisisi terdekat dengan Bumi
Mars akan berpapasan dekat dengan Bumi pada jarak 75.3 juta km. Mars sedang menuju perihelion sedangkan Bumi menuju aphelion. (Net/CT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *