Cirebontrust.com – “Ngabuburit” istilah yang tenar di bulan puasa sebagai kegiatan menanti azan magrib penanda buka puasa. Dalam istilahnya, kata ngabuburit berasal dari Bahasa Sunda, yakni burit yang artinya menggambarkan waktu pada sore hari.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri kata ngabuburit diartikan sebagai menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.
Pada KBBI, kata ngabuburit diberi keterangan (sd) sebagai penanda bahwa kata tersebut berasal dari Bahasa Sunda.
Dalam praktiknya kegiatan ngabuburit dilakukan dengan berbagai cara, ada yang berputar-putar di jalanan dengan mengunakan sepeda motor, melihat pemandangan alam, mengikuti pesantren kilat dan lain sebagainya.
Seperti halnya di Balong Setu Patok, yang berlokasi di Desa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Danau terbesar yang berfungsi untuk pengairan persawahan di Kabupaten Cirebon itu menjadi tempat favorit bagi masyarakat melakukan ngabuburit.
Pasalnya, hamparan air danau dengan sebuah gunung di tengah-tengahnya menjadi pemandangan yang menarik.
Lebih takjub lagi ketika matahari mulai terbenam, air danau terlihat indah memancarkan cahaya khas senja kemerahan, dengan bukit gunung yang seolah menelan sang matahari.
Tak ayal, banyak masyarakat dari berbagai pelosok yang sengaja melakukan ngabuburit ke danau tersebut.
Mereka bisa melakukan berbagai hal, seperti memancing, bermain air, duduk-duduk melihat pemadangan danau, dan bahkan banyak juga yang memanfaatkan air danau tersebut untuk menyuci motor.
”Pemandangannya bagus, bikin nyaman. Anak-anak juga senang sekali, mereka bisa pada berenang,” ujar Novi, warga Penggung, Kota Cirebon yang nagbuburit bersama anak-anak dan istri, Sabtu (17/06).
“Sembari menanti magrib sambil nyuci motor di sini sangat mengasyikan. Apalagi ramai banyak pengunjung, puasa jadi nggak terasa,” ungkap Heri, warga Desa Penpen, Kecamatan Mundu.
Bagi warga kota yang ingin Ngabuburit ke Balong Setupatok bisa melalui jalur terminal bus Harjamukti Kota Cirebon, dengan jarak tempuh menggunakan sepeda motor sekitar 25 menit.
Penanda dari jalan raya Cirebon- Tegal adalah gapura batas kota yang berada sekitar 10 meter dari jembatan Mundu, dari situ ada jalan kecil yang menembus perkampungan sebelum akhirnya sampai di Setupatok. (Riky Sonia)
Komentar