Citrust.id – Duel sengit tersaji dalam pertandingan basket Surabaya Fever melawan Generasi Muda Cirebon (GMC), Jumat (28/1), di GMC Arena, Cirebon. Kedua tim memperagakan permainan tempo cepat sejak menit pertama.
Surabaya Fever sempat unggul sembilan poin di awal laga. GMC terus menekan dan mengejar ketertinggalan. Kuarter pertama pun menghasilkan skor sama kuat 20-20.
Memasuki kuarter kedua, GMC langsung memimpin. Adelaide Callista, Ayu Sriartha, maupun Deniece Adriana, bergantian menyumbang poin bagi GMC.
Beberapa detik terakhir, tembakan Christie Rumambi dari luar garis tiga angka berhasil dikonversi menjadi poin untuk GMC. Aksi tersebut menutup kuarter kedua dengan skor 31-39 untuk keunggulan GMC.
Di kuarter ketiga, Surabaya Fever masih tertinggal 52-58. Kuarter keempat jadi momen bagi Surabaya Fever untuk mengejar dan berbalik unggul. Game berakhir dengan skor 75-66 untuk kemenangan Surabaya Fever.

Usai pertandingan, Coach Surabaya Fever, Welliyanto mengatakan, dirinya bersyukur timnya bisa menang, mengingat persiapan yang minim. Kemenangan itu didapat dengan ekstra keras.
“Anak-anak bermain bagus. Mungkin karena faktor pengalaman. Saat GMC unggul, pemain mereka malah tegang sendiri. Meski demikian, Cirebon punya masa depan cerah,” ujarnya.
Coach GMC, Arief Gunarto menuturkan, pertandingan kedua tim sangat bagus. Baik Surabaya Fever maupun GMC juga memiliki pemain bagus.
“GMC didominasi pemain muda. Pemain Surabaya Fever lebih berpengalaman. Mereka juga berlatih lebih intensif,” ucapnya.
Pertandingan antara Surabaya Fever lawan GMC itu menutup turnamen basket putri yang diadakan GMC bersama GoBasket sejak 23 Januari 2022.
Di kategori senior, juara pertama diraih Surabaya Fever, juara kedua GMC Cirebon, dan juara ketiga Universitas Budi Luhur Jakarta.
Pemain GMC, Ayu Sriartha, memborong tiga penghargaan sekaligus. Ia mendapat Top Score, Top Rebound, sekaligus menjadi pemain terbaik atau Most Valuable Player (MVP) dalam turnamen tersebut.
Untuk kategori SMA, juara pertama diraih BPK Penabur Cirebon, juara kedua Kharisma Bangsa Eagles, dan juara ketiga PPOPM Bogor.

Manager GMC, Njoo Lie Wen, merasa bahagia bisa mengadakan turnamen basket putri yang meriah. Animo masyarakat maupun penonton juga tinggi. Mereka bisa menyaksikan pertandingan basket yang layak ditonton.
“Di benak penonton, ternyata pertandingan basket putri juga seru dan menarik, seperti yang ditunjukan Surabaya Fever dan GMC. Penonton merasa puas dan tidak ngantuk,” ungkapnya.
Lie Wen berharap, turnamen tersebut jadi titik cerah bagi masa depan basket putri senior di Indonesia. Tak perlu muluk-muluk punya liga. Yang penting ada kompetisi rutin bagi basket putri senior.
“Diharapkan ke depan ada wadah lagi bagi basket putri senior. Eventnya harus dikemas dengan baik. Jangan asal-asalan. Minimal ada empat atau lima tim yang punya kemampuan bagus dan merata,” tandasnya. (Haris)