Ilustrasi
CIREBON (CT) – Pemkot Cirebon mungkin sudah lupa bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota wali itu didapat dari sektor pariwisata. Mirisnya, anggaran untuk pariwisata Kota Cirebon justru dipangkas.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon, Edi Tohidi menyampaikan, masalah anggaran merupakan masalah klasik yang sulit untuk diselesaikan, jika belum ada kesadaran pemerintah akan penting dan berpotensinya pariwisata dalam mengeruk pundi PAD.
Tercatat, anggaran promosi pariwisata di Kota Cirebon hanya Rp 285 juta dalam satu tahun di 2016. Anggaran tersebut justru menciut jika dibandingkan anggaran tahun lalu yang mencapai Rp 295 selama satu tahun.
“Kita tak bisa mengagendakan promosi besar-besaran, bayangkan, promosi ke luar Jawa saja minimal harus ada budget Rp 100 juta, apalagi ke seluruh Indonesia,” ujar Edi.
Secara keseluruhan, lanjut Edi Tohidi, anggaran bidang Pariwisata Disporbudpar pada tahun 2015 hingga tahun 2016 jumlahnya mencapai Rp 407 juta per tahun, dan terbagi untuk beberapa kegiatan.
“Itu sangat kurang untuk promosi pariwisata besar-besaran,” tuturnya.
Yang lebih miris, promosi pariwisata Kota Cirebon yang dilakukan hingga ke luar pulau Jawa, hanya dengan mengikuti pameran dan memasang pamflet. Promosi pun tak pernah ditujukan untuk wilayah III Cirebon, karena kawasan tersebut sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan Kota Cirebon tanpa harus dipromosikan.
“Promosi pariwisata itu merupakan bentuk menawarkan jasa. Sehingga langkah yang dilakukan bersifat pasif. Selain keterbatasan anggaran, jumlah sumber daya manusia (SDM) juga masih kurang. Hal itu menjadi persoalan inti kurangnya promosi pariwisata,” keluh Edi. (Wilda)