Alergi Bulu Kucing? Begini Cara Mengatasinya

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Meski bukan sebagai penyebab utama, parasit atau bakteri dapat menempel pada bulu kucing saat binatang tersebut bermain di lingkungan yang kotor atau tengah menjilat dirinya. Selain itu, beberapa kelompok orang, seperti ibu hamil dan orang yang mengalami penyakit gangguan daya tahan tubuh lebih berisiko terhadap efek bulu kucing.

Sebenarnya bulu tidak menjadi penyebab langsung dari reaksi alergi. Pada umumnya bahaya bulu kucing disebabkan oleh infeksi melalui air ludah, kulit, dan urine. Kenyataannya ketika kucing menjilat dirinya, bulunya akan terkena air ludah tersebut.Reaksi alergi biasanya dapat menimbulkan rinitis alergi yang tampak seperti gejala flu. Beberapa reaksi tersebut antara lain mata gatal, bersin, pilek, dan tekanan pada sinus. Selain itu, reaksi alergi lain yang dapat timbul yaitu asma.

Untuk itu, usahakan menghindari kursi yang empuk bekas kucing duduk. Sofa atau kursi-kursi lainnya yang empuk merupakan sarang bulu-bulu kucing yang tertinggal atau rontok. Kucing senang sekali tidur dan berdiam diri disana. Jadi, jika mau duduk, usahakan untuk memilih kursi yang sandarannya sedikit lebih keras karena kursi seperti ini jarang ditempati kucing. Hindari kontak langsung dengan bagian tubuh kucing meskipun menyentuhnya dengan satu jari telunjuk. Jika menyentuhnya dan kemudian bulu yang menempel, segera cucui tangan. Bisa juga dengan mengonsumsi antihistamin merupakan zat yang dapat mencegah kerja histamin. Antihistamin sering digunakan untuk mengatasi reaksi alergi yang disebabkan seperti bulu hewan atau serbuk sari tanaman. (Net/CT)

BACA JUGA:  Orangtua Diminta Berperan Aktif dalam Pembinaan Pendidikan Alquran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *