CIREBON (CT) – Maraknya pembangunan hotel di Kota Cirebon menimbulkan dua sisi mata pedang. Di satu sisi, maraknya pembangunan hotel membuat pariwisata Kota Cirebon berkembang secara signifikan.
Namun imbasnya, banyaknya gedung tinggi di saat kesejahteraan masyakarat belum terjamin, memperlihatkan bahwa pembangunan kota tidak benar-benar pro kepada rakyat. Puncaknya, pembangunan hotel di sebelah rumah dinas walikota terus berkembang menjadi polemik.
Pembangunan hotel di mana tempat orang nomor satu di Kota Cirebon tinggal dan melaksanakan tugas, bisa menggambarkan bahwa pembangunan hotel sudah berkembang secara sporadis dan tak melihat unsur lingkungan maupun keselamatan banyak pihak, apalagi keselamatan Walikota Cirebon, Nasrudin Azis.
Gambaran itu membuat wacana moratorium atau penghentian sementara pembangunan hotel muncul. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Cirebon pun ikut angkat bicara.
“Memang pembangunan hotel sudah sangat banyak untuk Kota Cirebon yang kecil, kita akan evaluasi pembangunan hotel ke depannya,” ujar Kepala Disporabudpar, Dana Kartiman.
Seperti diketahui, tahun 2015 di Kota Cirebon, ada sekitar 87 hotel menjamur di kota yang hanya memiliki luas 38 kilometer persegi itu. Parahnya, jumlah itu tersebar di lima kecamatan dengan 17 diantaranya merupakan hotel berbintang. (Wilda)