Ini Kesaksian Ibunda Anggia Pitaloka sebelum Dinyatakan Hilang

  • Bagikan

MAJALENGKA (CT) – Sri Rahayu, ibu kandung Anggia Pitaloka (19), gadis yang dinyatakan hilang sejak pergi dari rumah pada Minggu tanggal 31 Januari 2016 sekitar pukul 07.00 WIB, mengatakan bahwa Anggia sejak lulus SD sudah memakai cadar dan ingin sekali menghafal Al Quran agar orangtuanya bangga.

“Anak saya cuma punya ijazah SD saja, karena setelah lulus SD masuk pondok pesantren karena ingin jadi hafidzoh (hafal Al Quran),” ungkap Sri Rahayu kepada CT saat ditemui di rumahnya, Jalan Babakan Jawa Gang Rahayu RT 03 RW 02 Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kamis (11/02).

Menurut wanita yang menjadi guru SD ini, Anggia sejak kelas 5 SD belajar ngaji di Kebon Kopi, tidak jauh dari rumahnya. Ia mempunyai keyakinan kalau jadi hafidzoh bisa membawa orangtuanya masuk surga.

“Makanya sejak lulus SD masuk Pondok Pesantren di Banyumas, Banjar, Indramayu, dan terakhir di Cikarang sampai 2013 pulang ke rumah setelah menjadi hafidzoh,” ungkap Sri Rahayu.

Sri Rahayu mengungkapkan kepergian Anggia 12 hari lalu, Minggu (31/01) sekitar jam 05.00 wib, meninggalkan surat yang isinya pergi ingin sekolah umum, karena dilarang dan ikut dengan Ibu yang dipercaya akan menyekolahkannya.

“Padahal sudah akan diikutkan paket B dan disuruh nikah. Tapi akhir-akhir ini keinginan sekolah umum itu tidak sering diungkapkan lagi, makanya kami kaget dengan kepergiannya,” ungkapnya.

Sri Rahayu mengungkapkan sejak pergi dari rumah, Anggia yang memiliki 3 akun Facebook dengan nama Regia, Yutsal, dan Matsiron langsung tidak aktif. Begitu pun dengan akun Jejaring sosial lainnya seperti WA, Instagram, LINE dan lainnya.

“Walau cuma lulus SD, anak saya pintar bahasa Jepang dan Inggris. Bikin status di akun instragram yang terakhir juga pakai Bahasa Jepang,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Ormas dan OKP Wilayah III Cirebon Kompak Kecam Tindakan Israel pada Palestina

Waktu pergi dari rumah menurutnya Anggia membawa Ijazah SD dan Akte Lahir beserta baju satu koper dan uang Rp 500-700 ribu.

“Padahal ijazah SD dan akte lahir disimpan di lemari saya, namun diambilnya,” ungkapnya.

Sri Rahayu mengungkapkap Anggia pergi dari rumah sebelum subuh, dan ada tetangga melihat dijemput mobil di jalan depan gang rumahnya.

“Anak saya itu tidak pernah kemana-mana sendiri, selalu sama saya, makanya saya kaget kok setega itu ninggalin saya,” ungkapnya.

Namun menurutnya sore harinya jam 15.00 wib, Anggia menelpon dirinya dengan kartu sekali pakai dan mengatakan sudah sampai di tujuan dan Ibunya agar tenang.

“Saya nangis tanya dia dimana mau dijemput dia tidak bilang, nada bicaranya datar,”ungkapnya.

Setelah melapor Polisi dan dibantu pihak Telkomsel Grapari, menurutnya Anggia menelpon dari Sawangan Depok.

“Kata Polisi melacak dari nomer terakhir sudah di Sawangan Depok, dan nelpon dari mobil yang bergerak dan katanya Polda akan melacak lewat IMEI HP Anggia,” ungkapnya.

Sri Rahayu berharap apabila anaknya membaca berita ini agar kembali ke keluarganya dan berkumpul kembali untuk melanjutkan kehidupan seperti biasa dan akan melanjutkan sekolah anaknya. (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *