Ketua RT di Astanajapura Terkejut Warganya Masuk Gafatar

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Sebagian warga Desa Astanajapura, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon mengaku kaget tidak kepalang. Jika ada 7 warga desanya yang masuk menjadi anggota organisasi terlarang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Minggu (25/01).

Menurut sejumlah warga mereka kaget, terlebih keluarga anggota dan saudara dari mereka yang masuk Gafatar tersebut. Banyak warga yang tidak tahu, bahkan kaget mendengar informasi itu. Pasalnya, warga mengaku tidak melihat keanehan dari perilaku keluarga yang masuk anggota Gafatar tersebut.

Akan tetapi, sudah lama sekali keluarga itu tidak terlihat, kabarnya merantau ke Kalimantan. Seperti yang dikatakan, Wahib (39) tetangga Hendi Pandi dan Nuryadin anggota Gafatar, dirinya mengaku sudah lama tidak melihat keluarga itu.

Terakhir, 2 bulan yang lalu saat Hendi Pandi berpamitan dengan mertuanya. Dan Nuryadin sudah lebih lama lagi pergi ke Kalimantan. Dia mengatakan, bahwa Hendi itu diajak Nuryadin kakak iparnya.

“Hendi itu dulu bekerja di saya, sebagai pengukir kayu. Orangnya nggak aneh-aneh, malah terkesan cuek dengan bab agama. Tapi beda dengan kakak iparnya, Nuryadin. Dia lebih frontal dalam bab agama. Kalau ngobrol sama dia, selalu saja tentang agama. Keseharian Nuryadin itu dagang sayur-sayuran di pasar. Dia lebih dulu berangkat ke Kalimantan,” ujarnya.

Wahib menambahkan, walapun Hendi yang mantan karyawannya menjadi anggota Gafatar. Ia tetap akan menerima Hendi kembali jika pulang. Malah dirinya akan menarik Hendi, untuk bekerja kembali di perusahaan meubeulnya.

“Tinggal dibina saja. Nanti saya akan tarik lagi, bekerja di saya. Karena tukang ukir itu jarang sekali. Apalagi garapan hendi lumayan bagus. Katanya dia sekolah ukir di Jepara sealam 1 tahun,” katanya.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Argo mengatakan, dirinya juga terkejut tersiar kabar warganya ada yang masuk sebagai anggota Gafatar. Meski demikian dirinya akan teta[ menerima kepulangan kembali keluarga anggota Gafatar, walaupun mereka sebagian adalah pendatang atau bukan penduduk asli desa setempat, dirinya tetap akan menerimanya.

BACA JUGA:  Apakah yang Terjadi Jika Permen Karet Tertelan?

“Saya justru nggak tahu, kalau mereka masuk Gafatar. Hendi dan Nuryadin itu berasal dari garut. Mereka menikah dengan warga kami. Ya saya sih akan menerima, tapi harus dibina dulu,” pungkasnya. (Riky Sonia)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *