Owner Batik Trusmi tak Khawatir Akan Hadirnya Batik Cina

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Hadirnya batik dari Cina sempat membuat pegusaha batik dalam negeri was-was. Corak yang dianggap lebih menarik dan harga yang murah membuat batik Cina jadi salah satu saingan utama dalam globalisasi batik di luar negeri.

Menanggapi hal tersebut, Owner Batik Trusmi, Ibnu Riyanto mengaku tak khawatir. Keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menjadikan batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia dianggap sebuah keuntungan tersendiri bagi industri batik nusantara.

“Secara ekonomi juga kita lebih menguntungkan, imej batik di dunia ya kental di Indonesia, kita tak khawatir sama sekali. Kita, Batik Trusmi sudah mempersiapkan semuanya, termasuk globalisasi batik ke seluruh dunia,” ungkap Ibnu Riyanto dalam acara Media Gathering Batik Trusmi, Minggu (03/01).

Hal senada disampaikan owner Batik Trusmi juga, Sally Giovany mengungkapkan, Batik Cina bukanlah batik yang sebenarnya. Jiwa batik dalam produksi Batik Cina murni untuk ekonomi, bukan untuk mengangkat muatan lokal yang ada dalam suatu wilayah.

“Batik Cina kalau kita lihat hanya tekstil yang bercorak batik, tapi sesungguhnya itu bukan batik, hanya tekstil biasa, yang dibuat mirip batik agar pemasarannya terjual banyak,” ungkap istri dari Ibnu Riyanto tersebut.

Sementara menyinggung terkait dengan nama Batik Trusmi, Owner Batik Trusmi, Ibnu Riyanto menginginkan batik di Indonesia khususnya Batik Trusmi bisa dikenal dunia.

“Alasan utama saya memilih nama Batik Trusmi dalam usaha saya juga agar tanah kelahiran saya, Trusmi dan batiknya bisa dikenal dunia luar. Saya juga menggunakan nama Trusmi untuk usaha saya yang lain, hal itu semata-mata agar nama Trusmi yang dikenal karena batiknya, bisa dikenal dunia luar,” ungkap Ibnu Riyanto dalam acara Media Gathering Trusmi Journalist Club, Minggu (03/01).

BACA JUGA:  “Basa Slang” untuk Menaklukkan DI/TII

Ibnu juga mengungkapkan, pengenalan batik ke luar negeri ada dalam salah satu visinya. Mempopulerkan batik, lanjut Ibnu, dengan memberi sosialisasi kepada masyarakat agar bangga menggunakan batik, juga menjadi visinya yang lain.

“Nah, selain itu, mimpi saya juga akan mempekerjakan satu juta karyawan, agar tenaga kerja kita bisa berdaya dibanding tenaga kerja dari negara lain,” ujar Ibnu. (Wilda)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *