Mahasiswa Asal Majalengka di Jakarta Sepakat Tidak Mudik

Citrust.id – Sejumlah mahasiswa asal Majalengka yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Majalengka Jakarta (Kemka Jakarta) mengadakan diskusi daring/online.

Hidayatullah, Ketua Kemka Jakarta, mengatakan bahwa diskusi itu dilaksanakan atas dasar keprihatinan bersama warga dan anggota Kemka Jakarta terdampak wabah Covid-19, baik secara materil maupun nonmateril.

“Kami prihatin dan turut merasakan dampaknya. Kuliah dialihkan online, tapi sebagain besar dari kami tidak bisa berbuat banyak karena aktivitas dibatasi. Kami lebih prihatin melihat kondisi di daerah asal kami, Majalengka, yang juga terdampak Covid-19. Oleh karenanya kami, mengadakan diskusi daring ini,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/3).

Diskusi yang mengangkat tema Apakah Majalengka Perlu Rapid Test Massal untuk Antisipasi Virus Corona? itu diisi oleh Fahmi Saefuddin yang merupakan alumni Kemka Jakarta.

Dalam materinya, ia memaparkan sejumlah data pasien ODP dan PDP di Kabupaten Majalengka yang dikutip dari sejumlah media, baik daerah maupun nasional.

Dalam kategori yang terdata di aplikasi Pikobar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan keterangan dari sejumlah media, Majalengka termasuk ke dalam zona kuning atau waspada. Saat inibterdapat 47 ODP dan 8 PDP dan 0 pasien positif.

“Saya melihat dan berharap Majalengka masih tergolong aman dari Covid-19. Hanya saja, saya berharap seluruh masyarakat tetap waspada dan pemerintah lebih mengedepankan tindakan preventif mencegah penyebaran virus ini, terlebih kebanyakan pasien ODP dan PDP didominasi oleh Tenaga Kerja Indonesia yang baru pulang dari luar negeri,” paparnya.

Ia berasumsi, Majalengka belum perlu mengadakan Rapid test. Hanya saja, kembali ia menekankan, pemerintah harus mengutamakan tindakan preventif dengan mengerahkan segala potensi sumber dana yang ada.

Dari sejumlah informasi yang ia dapatkan dari kerabat dan kolega di Majalengka, tidak semua daerah mengadakan tindakan preventif seperti penyemprotan desinfektan di tempat-tempat umum. Hal itulah yang menjadi dasar kekhawatiranbKemka Jakarta. Terlebih, masyarakat di daerah belum menyadari betul bahaya Covid-19.

BACA JUGA:  IDI Buka-bukaan Soal Bertambahnya Klaster Covid-19

Sementara itu, tiga puluh anggota Kemka Jakarta yang tersebar di beberapa kampus baik negeri maupun swasta turut menjelaskan kondisi objektif masing-masing. Mereka mengatakan, sebagian besar mahasiswa masih bertahan di Jakarta dan tidak memutuskan untuk mudik ke kampung halaman.

Rosma, mahasiswa UIN Jakarta anggota Kemka Jakarta yan g berasal dari Desa Maja, mengatakania tidak akan pulang ke Majalengka meski khawatir dengan kondisi saat ini.

“Saya sebetulnya panik dan cemas dengan kondisi saat ini, terlebih tetangga kosan sudah mulai pulang kampung. Hanya saja, saya lebih khawatir jika saya memutuskan pulang ke Majalengka, sebab saya tidak tahu apakah saya membawa virus atau tidak. Jika saya pulang, saya takut hanya akan memperkeruh suasana,” ungkapnya.

Senada, mahasiswa anggota Kemka Jakarta lainnya memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halaman. Hal itu sebagai wujud kepedulian untuk menjaga kekondusifan daerah asal mereka.

Saya dengan mantap akan tetap di Jakarta sampai situasi membaik,” ungkap Wildan, mahasiswa ITB Ahmad Dahlan.

Dengan banyaknya mahasiswa Majalengka di Jakarta yang memilih bertahan dan tidak pulang kampung, Ketua Kemka Jakarta, Hidayatullah akan menggalakkan ajakan untuk tidak pulang ke kampung halaman. Ajakan itu akan disosialisasikan melalui media yang ada, seperti media official Kemka Jakarta di medsos dan narasi-narasi yang dimuat melalui media massa. Itu sebagai bentuk kepedulian dan mengikuti imbauan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Ia juga mengajak mahasiswa Majalengka lainnya untuk mengikuti diskusi daring/online yang rencananya akan dilaksanakan setiap minggu dua kali. Diskusi daring itu untuk mengupdate kondisi masing-masing dan memberikan informasi lainnya untuk saling menjaga di tanah perantauan Jakarta.

Rencananya, dalam diskusi lanjutan nanti, mereka akan membahas tema tentang kesehatan fisik dan mental yang akan diisi oleh mahasiswa psikologi dan kesehatan asal Majalengka yang berdomisili di Jakarta. Diskusi itu untuk menjaga kesehatan mental menghadapi Covid-19. Apalagi menghadapi banjir informasi tentang Covid-19 yang membanjiri media sampai hari ini.

BACA JUGA:  Warung Wardja Spesialis Wedangan 90-an akan Hadir di Cirebon 

Semua sepakat untuk bertahan di Jakarta, mereka juga meminta pemerintah daerah Kabupaten Majalengka untuk melakukan tindakan preventif pencegahan penyebaran Covid-19. Selain itu, tetap memperhatikan hak dan kebutuhan masyarakat Majalengka yang mayoritas memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *