‘Wallahu A’lam Bi as-Showab’

  • Bagikan

Oleh DOAMAD TASTIER*

DI pesantren-pesantren kalimat ini diucapkan untuk mengakhiri pengajian. Wallahu a’lam bi as-showab bermakna hanya Allah yang tahu kebenarannya. Maksudnya adalah kebenaran dari penjelasan materi yang disampaikan oleh Kyai maupun Ustadz tersebut. Kalimat ini diucapkan dengan maksud sebagai pengakuan bahwa sumber kebenaran hakiki hanyalah Allah. Manusia hanya berusaha untuk mencapai kebenaran tersebut. Meskipun Kyai tersebut merupakan orang yang sangat alim, menguasai berbagai macam cabang keilmuan agama secara mendalam, Ia akan tetap mengatakan kalimat di atas sebagai wujud kerendahan hati.

Kalimat serupa juga banyak sekali digunakan oleh para ulama-ulama besar. Kalimat tersebut biasanya dituliskan di akhir kitab atau di akhir suatu penjelasan. Ini merupakan akhlak yang sangat terpuji yang diwariskan sejak jaman Rasul. Tradisi ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berendah hati akan ilmu yang kita miliki serta pengakuan bahwa perbuatan-perbuatan baik apapun hanyalah karunia dari Allah. Manusia hanya mengetahui sedikit dari ilmu Allah yang tiada terbatas. Atas kesadaran itu, meskipun para ulama sudah mempelajari dan menguasai bidang keilmuan secara mendalam serta menyampaikan maupun menuliskan secara hati-hati sesuai dengan sanad keilmuan yang tersambung dengan Rasul, pada akhirnya mereka tetap akan mengakhiri pengajaran maupun tulisan kitabnya dengan kalimat wallahu a’la’ bi as-showab. Hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.

Jalan pengajaran serta penyampaian para ulama tersebut adalah teladan yang harus dicontoh oleh kita yang tentunya tiada memiliki kapasitas keilmuan yang otoritatif. Nampaknya tidaklah pantas bagi kita untuk menganggap bahwa keilmuan kita adalah keilmuan absolut yang sudah pasti benar, dengan menegasikan kebenaran dari orang lain yang mempunyai pandangan berbeda dengan kita. Walaupun terlihat sederhana, ini sangat penting untuk kita renungkan bersama agar tidak terjadi saling menyalahkan dan merasa paling benar seperti yang sekarang banyak terjadi.

BACA JUGA:  Jadikan Bergaya Kompak dengan Pasanganmu Pakai Kaos Couple

Ada beberapa hal mengapa pengakuan ini menjadi penting. Pertama, dengan mengakui bahwa hanya Allah yang mengetahui kebenaran dan manusia mempunyai potensi salah dalam keilmuannya, maka manusia mengakui keabsolutan pengetahuan Allah dan keterbatasan pengetahuan manusia. Di sini ada unsur tauhid yang sangat tinggi. Kedua, dengan mengakui hanya Allah yang tahu kebenaran segala sesuatu akan menghindarkan diri dari sikap sombong yang sangat dibenci oleh Allah. Ketiga, adanya sikap terbuka untuk dikritik dan dikoreksi oleh orang lain, atas kesadaran bahwa dirinya mempunyai potensi salah, sehingga akan terjadi saling tukar pikiran dan keilmuan.

Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang pandangan (madzhab) fiqihnya diikuti oleh umat islam secara luas mengakui keterbatasan pendapat manusia dengan mengatakan bahwa pendapatnya, meskipun menurutnya benar, namun mengandung potensi salah. Sedang pendapat dari ulama lain, meskipun menurutnya kurang tepat, memiliki potensi benar. Ini adalah salah satu bentuk kerendahan hatinya. Sekarang, kebanyakan, yang terjadi jika ada orang lain berbeda pendapat dengan kita, langsung kita tuduh liberal dan sesat, bahkan kita kafirkan. Kita tidak mau menerima perbedaan pendapat dan merasa bahwa pendapat kita mutlak benar. Maka dari itu, mari kita mulai bercermin dari Imam Syafi’i dan para ulama terdahulu yang tentunya mempunyai ilmu yang mendalam. Mereka dengan rendah hati mengakui potensi kesalahannya dan mengakui hanya Allah yang mengetahui kebenaran segala sesuatu. Kita harus malu kepada mereka. Kita hanya memiliki pengetahuan tidak lebih dari ujung kuku keilmuan para ulama tersebut, namun merasa bahwa pendapat kita adalah yang paling benar dan yang lain mutlak salah. Dan sayangnya kita juga berani mencaci ulama yang mempunyai keilmuan mendalam hanya karena pendapatnya tidak sesuai dengan kepentingan kita. Naudzu billah min dzalik. Wallahu a’lam bi as-showab. []

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *