Citrust.id – Debit air yang cukup tinggi, serta derasnya arus Sungai Cisanggarung menjadi penghalang bagi petugas BPBD, Tim SAR, TNI/ POLRI serta para sukarelawan dalam menjalankan misi kemanusiaan. Ini membuat proses evakuasi berjalan lambat.
Hal tersebut diungkapkan ketua aktivis lingkungan Yayasan Atap Solidatitas, Taufik. Ditemui citrust.id di posko banjir kantor Camat Ciledug, Sabtu (24/2) dini hari, ia menyatakan pihaknya kesulitan masuk ke sejumlah wilayah yang terisolasi karena derasnya arus, antara lain Dukuh Pelabuhan, Dukuh Cihoe, Desa Cilengkrang Blok 02, Blok 03, Blok 04, serta sebagian wilayah Desa Cilengkrang Girang.
Diakuinya, sejak tanggul Sungai Cisanggarung jebol, pihaknya baru bisa mengevakuasi ratusan korban di wilayah tersebut pada pukul 14.00 WIB, Rabu (23/02) kemarin. Padahal banjir meninggi hingga mencapai atap rumah warga, terjadi sejak Kamis (22/02).
“Warga sekira 17 jam berada di atap rumah, dan kami baru mengevakuasi siang hari, keesokan harinya,” tambah Taufik.
Sulitnya tim evakuasi memasuki wilayah terisolir, membuat ribuan warga di wilayah itu belum diketahui nasibnya. Hasil pantauan citrust.id di sejumlah lokasi pengungsian, tercatat beberapa pengungsi masih mencari tahu keberadaan anggota keluarga mereka.
“Kami imbau kepada pengungsi yang merasa kehilangan anggota keluarganya, agar segera melapor ke posko banjir,” imbuh Kuwu Ciledug Kulon, H. Wawan di hadapan para pengungsi. /rohmat em humair