Tradisi Unjung Nyi Mas Endang Geulis Warga “Ngalap Berkah”

Cirebontrust.com – Sebagai rasa penghormatan kepada leluhur, proses unjung Nyi Mas Enang Geulis sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. proses unjungan selalu dilaksanakan setiap tanggal 17 Maulid 1438 Hijriyah.

Menurut Ketua Panitia Pelaksanan, Wastija masyarakat Desa Danawinangun selalu menyambut tradisi Unjung Nyi Mas Endang Geylis dengan mengikuti rangkaian kegiatan yang diawali dengan berdoa bersama di Situs Nyi Mas Endang Geulis.
a-nyimaas
“Dalam sejarahnya sudah ada di cerita perkembangan tanah Cirebon. Beliau (Nyi Mas Endang Geulis, red) merupakan istri dari Pangeran Walngsungang (Mba Kuwu Cirebon). Beliau kemudian berusaha melakukan totor alas, yang diartikan dalam bahasa Cirebon “gawe jasa” untuk anak cucunya,” jelasnya.

Menurut ceritanya, kata dia pada jaman dahulu Nyi Endang Geulis membuat ampo yang bahannya terbuat dari tanah dan membangun Mushala (Masjid) di tegalan, sekarang kampung tersebut diberi nama kampong Tegalan.

Warga di Desa Danawinangun, selalu menghormati jasa peninggalan leluhur, masyarakat Tegalan dan Danawinangun setiap bulan Maulid, tepatnya tanggal 17 Maulid 1438 Hiriyah selalu mengadakan ngunjung Buyut.

“Saat ini, rangkaian acaranya lebih mengikuti perkembangan zaman. Selain tetap menjunjung tradisi yang tetap harus dilaksanakan yakni melestarikan benda peninggalan dengan tradisi diarak kelililng Desa Danawinangun, hingga pukul menjelang Subuh,” katanya.

Benda  pusaka peninggalan yakni tombak dan payung, dilangsungkan berdoa bersama diarak keliling desa, kegiatan itu merupakan acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun di bulan Maulud.

“Alhamdulilah acara ini berjalan dengan baik dan lancer, karena masyarakat sini pada umumnya sudah rutin melaksankannya adat istiadatnya,” ujar Wastija.

Tradisi rangkaian kegiatan, sejak dilaksanakan doa bersama dan dilangsungkan mengarak benda pusaka peninggalan leluhurnya, diikti ribuan warga sambil mengumandangkan sholawatan bersama. (Sukrino Raharjo)

BACA JUGA:  BNP2TKI Pusat Selidiki Oknum Pengepul Paspor Eks TKW di Cirebon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Maf sedit tanya nih sama bpk wastija/ penulis..!!Kalo yg di arak hanya sebuah pusaka dan tombak lalu apa isi dalam tandu yg ikut di arak..?? Setahu saya stiap pelaksanaan ngunjung buyut nyi endang geulis setelah doa bersama (tahlilan,pembacaan maulid kitab barjanji) itu bukan solawat atw tahlil dari para warga yg ikut mengarak melainkan mengucapkan “hiliwoh” yg entah apa artinya.?
    Adakah penulis atw bapak wastija menjelaskan itu smw..?