Tertib Melapor, Warga Kesambi Nilai Aliran Sang Raja Terakhir Tak Meresahkan

CIREBON (CT) – Meski mengetahui bahwa Aliran Sang Raja terakhir tidak seperti pandangan umum warga Kota Cirebon lainnya, bahkan diselingi dengan ritual yang bisa dibilang nyeleneh. Namun, unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Kesambi menilai aliran tersebut tak meresahkan.

Hal itu lantaran aliran yang tokohnya mengaku sebagai Raja Terakhir, tak pernah mempublikasikan alirannya di depan umum, dan tak menampakan diri sebagai kelompok yang bakal melakukan tindakan membahayakan.

“Mereka kami nilai tak membahayakan karena setiap ada kegiatan juga mereka suka melapor kok,” tutur Lurah Karyamulya, Tarmat Wijaya, Jumat (26/02).

Senada, Lurah Sunyaragi, Rustim pun menyampaikan bahwa, meski ia dan warganya mengetahui ritual yang bisa dibilang nyeleneh dari kelompok tersebut. Pihaknya masih menganggap wajar aliran tersebut, namun bukan berarti aliran tersebut lepas dari pengawasan.

“Kita tetap awasi pergerakan seluruh ormas atau kelompok di wilayah kami dengan bhabinkamtibmas di sini,” tutur Rustam.

Sekedar informasi, warga Kota Cirebon mulai gelisah dengan perkembangan suatu aliran yang tokohnya mengaku sebagai Sang Raja Terakhir. Untuk bisa mengikuti aliran ini, para warga tak perlu mengucapkan syahadat, namun cukup mengumpulkan fotocopy KTP dan KK dan berjanji akan terus mengikuti ajaran yang disampaikan Sang Raja Terakhir.

Dalam ritualnya, aliran ini bahkan membekali pengikutnya dengan uang koin senilai Rp. 2.500 yang dibungkus dengan kulit pisang. Meski tak tahu pasti kegunaannya, namun banyak yang mempercayai bahwa uang koin tersebut akan bertambah berkali-kali lipat. (Wilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed