Surak, Tradisi Ungkapan Rasa Syukur dan Penolak Bala yang Masih Lestari

INDRAMAYU (CT) – Ada berbagai macam adat yang ada di Indramayu, dari adat yang sudah tidak dilestarikan hingga yang masih dilestarikan. Adat-adat tersebut biasanya berawal dari kebiasaan lalu menjadi sebuah adat, ada pula adat yang sudah tidak dilestarikan.

Surak adalah sebuah kebiasaan di setiap desa di Indramayu sebagai ungkapan syukur ketika mendapatkan rezeki yang lebih, adat ini sudah ada sejak dahulu dan masih dilestarikan. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas pemberian rezeki yang lebih, adat ini pun dipercaya sebagai penolak bala yaitu sebagai cara mencegah musibah yang akan terjadi, Kamis (4/12).

Yosan (20) warga Desa Karangturi, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu mengatakan bahwa ia melakukan surak karena mendapatkan rezeki yang lebih bisa membeli sepeda motor yang baru, ia pun mengatakan bahwa besar kecilnya surak tidak ditentukan, sesuai kemampuan saja.

“Saya melakukan surak karena mendapatkan rezeki yang lebih bisa membeli sepeda motor yang baru, kalau besar kecilnya surak itu sesuai dengan kemampuan kita saja, tidak ada patokan yang diharuskan,” ujar Yosan.

Yosan melanjutkan, surak ini bukan hanya sekedar ungkapan syukur melainkan bisa sebagai tolak bala maksudnya jika mendapatkan suatu mimpi buruk dan untuk mencegah hal tersebut bisa melakukan surak.

“Surak bukan hanya kami yang lakukan, karena mendapatkan rezeki yang melimpah melainkan juga bisa sebagai penolak bala atau sebagai pencegah hal-hal buruk yang akan terjadi ketika kita mendapatkan firasat yang buruk,” ujarnya. (CT-112)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed