Pendampingan TNI Bidang Pertanian Minimalisir Premanisme Air

INDRAMAYU (CT) – Kebijakan Pemerintah dalam bidang pertanian dengan menggandeng TNI untuk melakukan pendampingan, dinilai memberikan banyak manfaat bagi para petani di Kabupaten Indramayu, khususnya dalam meminimalisir premanisme air.

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Sutatang. Menurutnya, pendampingan TNI pada bidang pertanian memberikan banyak manfaat, khususnya program gilir giring air di Kabupaten Indramayu.

“Pendampingan dari TNI tersebut pada setiap program dan 70 persen sangat membantu,” ujar Sutatang kepada CT, Senin (01/02).

Sutatang mengaku sekitar setahun program pendampingan dilakukan, baik petani maupun kelompok merasa sangat terbantu. Misalnya saja pendampingan masalah air, dengan pendampingan ini premanisme air bisa ditekan.

“Lalu kegiatan lain, seperti goproyokan tikus, pengendalian OPT, kelompok penyuluh, dan kegiatan lainnya,” ungkapnya.

Namun demikian, kata dia ada sisi negatifnya juga yakni masalah pelaporan. “TNI kan belum bisa melakukan pelaporan karena memang bukan tugasnya, jadi kami masih kesulitan dalam hal pelaporan,” ucapnya.

Di luar itu, Sutatang menyebutkan sekitar 40 ribu hektare sudah melakukan tanam di seluruh Kecamatan, tinggal sekitar 5-7 Kecamatan yang belum melakukan tanam.

“Di antaranya Kecamatan Balongan, Losarang, Kandanghaur, Arahan, dan Cantigi,” sebutnya.

Sementara itu, Danramil Krangkeng Kecamatan Krangkeng, Kapten Inf. Agus mengaku jajarannya selalu melakukan pendampingan dalam setiap kegiatan pertanian.

“Mulai dari operasi lahan (penggarapan), pemeliharaan, penyemprotan hingga pasca panen,” ungkapnya.

Adapun, ungkap dia, di Kecamatan Krangkeng sebanyak 12 desa, di Krangkeng ada 11 personel dan diinstruksikan masing-masing wilayah untuk terjun ke sawah.

“Untuk target bulan Oktober 2015-Maret 2016 (Okmar) sekitar 4.651 hektare. Sudah banyak yang melakukan olah lahan misalnya Desa Dukuh Jati sekarang sudah 15 hari peresmian,” ucapnya.

Meskipun demikian, dia menegaskan target Okmar optimis tercapai, walaupun ada beberapa desa yang masih susah mendapatkan air seperti di Desa Srengseng yang harus dilakukan pompanisasi.

“Kami sudah bekerjasama dengan UPTD pengairan untuk percepatan tanam,” pungkasnya. (Dwi Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed