Cirebontrust.com – Munculnya aksi penolakan adanya pembangunan Pusat Grosir Tegalgubug Cirebon (PGTC) bukan saja dilakukan puluhan warga Paguyuban Pedagang Pasar Sandang Tegal Gubug (P3STG).
Pembangunan PGTC yang sedianya mengklaim akan menyerap pedagang di pasar sandang terbesar di Asia Tenggara itu ditolak oleh pedagang pakaian jadi di pasar tradisional Junjang Arjawinangun.
Meski dianggap tidak kena imbas secara langsung, namun pedagang di sana khawatir akan mempengaruhi omset penjualan pakaian jadi mereka di pasar yang tidak jauh dari pembangunan PGTC itu.
“Kita di sini mendapat informasi kalau PGTC itu akan buka setiap hari, bukan pada hari tertentu saja seperti yang sudah berjalan, Selasa dan Sabtu. Ini jelas, akan berimbas kepada kami di sini (pasar Junjang, red), karena secara tidak langsung pembeli akan datang ke PGTC yang katanya akan buka setiap hari bahkan hingga malam,” kata Madi, padagang pakaian di Pasar Junjang.
Dikatakannya, dia bersama rekannya pun sudah merencanakan akan menggelar aksi penolakan dibangunnya PGTC di lokasi yang hanya berjalan sekitar 3-5 kilometer dari Pasar Junjang Arjawinangun itu. Seperti halnya dilakukan paguyuban pedagang Pasar Sandang Tegalgubug beberapa waktu lalu.
Seperti berita sebelumnya, aksi penolakan tersebut dilakukan puluhan pedagang dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Kami Masyarakat, Ulama dan Pedagang menolak keras pembangunan PGTC”, di pinggir jalan dan di beberapa titik area Pasar Sandang Tegalgubug, Jumat (28/07) lalu.
Menurut seorang tokoh masyarakat, H. Ismail Fahmi perwakilan pedagang mengatakan, berdirinya pusat grosir di dekat pasar tradisional sandang Tegalgubug akan berpengaruh terhadap pedagang dan masyarakat kecil.
“Mungkin konsep mereka (pengembang, red) itu kan global atau modern. Sementara yang sudah ada itu kan pasar tradisional. Jadi akan berdampak sekali, apalagi masyarakat sini belum siap dengan adanya mall,” kata dia. (Asna)