Citrust.id – Bupati Kuningan H. Acep Purnama didampingi Wakil Bupati M. Ridho Suganda menghadiri Milangkala ke-518 Desa Linggajati yang bertempat di Alun-alun Desa Linggajati.
Milangkala yang digagas Karang Taruna Desa Linggajati Purbadireja tersebut diisi pagelaran seni dan budaya. Antara lain tari tradisional, tari topeng, kaulinan budak lembur, dan sejarah Desa Linggajati.
Hadir pada kesempatan tersebut Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Raja Maros Aa Panareka dari Sulawesi Selatan, Camat Cilimus Eny Sukarsih, Muspika Kecamatan Cilimus, Kepala Desa Linggajati serta para tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Sultan Sepuh menyampaikan apresiasi terhadap unsur jajaran pemerintah desa dan lainnya yang telah menggali dan mengingat sejarah Desa Linggajati
“Desa Linggajati sudah ada di peradaban, sebelum maupun sesudah Sunan Gunung Jati. Desa ini memiliki sejarah panjang. Generasi muda melalui Karang Taruna Purbadireja bahu membahu dengan Keraton Kasepuhan menyusun sejarah Desa Linggajati,” ujar Sultan Sepuh.
Ia juga sepakat dengan Bupati untuk bersama mempromosikan destinasi wisata Cirebon dan Kuningan. Wisata sejarah dan budaya diangkat untuk menjadikan Desa Linggajati menjadi desa wisata sebagai salah satu penggerak ekonomi mensinergikan Cirebon dan Kuningan. Selain itu, untuk memaksimalkan potensi kuliner, kerajinan, wisata, pegunungan, pantai, kesenian dan destinasi wisata lainnya.
Sementara itu, Bupati Acep menyampaikan apresiasi kepada Karang Taruna Purbadireja yang telah menginisiasi kegiatan itu sehingga generasi muda dapat meneruskan cita-cita pendahulu.
“Di tengah zaman sekarang yang modern, masih ada pemuda yang mau menggali sejarah desa, khususnya Desa Linggajati, untuk mengingat sejarah di masa lalu. Mari kita hormati dan menjunjung tinggi sejarah yang ditorehkan para perintis yang telah menanamkan nasehat dan ajaran yang perlu dilanjutlkan hingga saat ini,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Bupati menyampaikan pepatah Hana Nguni Hana Mangke, Tan Hana Nguni Tan Hana Mangke, Aya Ma Baheula Aya Nu Tu Ayeuna, Heunteu Ma Baheula Heunteu Tu Ayeuna. Artinya, ada dahulu ada sekarang, bila tidak ada dahulu tidak akan ada sekarang. Karena ada masa silam, maka ada masa kini, bila tidak masa silam takkan ada masa kini.
Pada kesempatan yang sama, Sultan Sepuh memberikan data penelitian sejarah Linggajati kepada Kepala Desa Linggajati. (Ipay)