Kuningantrust.com – Upaya melestarikan tradisi melalui babarit terus dilakukan setiap tahunnya, terlebih pelaksanaannya berbarengan dengan peringatan hari jadi Kuningan ke-519 yang jatuh di pada tanggal 1 September.
Dari pantauan di lokasi, ribuan warga berusaha merebut nasi tumpeng yang tersedia, setelah sebelumnya dilakukan acara babarit di jalur Kuningan Kota di Jalan Siliwangi.
Nasi tumpeng yang berukuran raksasa itu kontan menjadi perhatian warga dan pengunjung lainnya, untuk melakukan foto-foto atau pengambilan dokumentasi.
Sebab, penyajian nasi tumpeng yang memiliki lebih banyak bentuk dan ukuran itu disertai lau pauk yang menarik.
Seperti goreng daging ayam, perkedel, balado ikan asin, dan sejumlah lalapan khas menu Sunda. Mengawali kegiatan babarit tadi, sejumlah petugas dan panitia melakukan permohonan untuk keberkahan dalam melakukan acara buhun ini.
Hal itu seperti penyalaan kemenyan yang dilakukan pawang dan di susul tembang tradisional. Tidak hanya itu, muda – muda yang berseragam tari juga ikut melengkapi acara dengan lengkukan tangan yang berirama dengan detak langkah kaki.
Bupati Kuningan, H Acep Purnama yang dianggap sebagai pupuhu (orang tua, red) daerah ini, juga bertindak sebagai penganyom dalam melakukan pelayanan dan pengabdian terhadap masyarakat. Aksi itu persis dilakukan dengan mencipratakan air yang di hadirkan dan beberapa tempat mata air di Kabupaten Kuningan.
Selepas mendapat komando dari petugas babarit tadi, bupati langsung mencipratkan air dengan segenggam pohon Hanjuang ke arah berlawanan, seperti timur, barat, selatan, dan utara.
“Babarit ini merupakan pelestrian daerah yang telah ada sejak jaman dahulu, ini juga merupakan tradisi sunda. Karena melihat susunan kata asal dari babarit ini, yaitu babar. Dimana babar menurut arti bahasa sunda itu lahir, misal di sunda ada babaran, yaitu lahiran. Seperti acara ini juga,” ungkap Bupati Kuningan, H Acep Purnama ini. (Ipay)
