-dok istimewa
-PRODUK iklan Koran tempo doeloe.*
Oleh: Nurdin M. Noer*
MEMASANG iklan di media masa (cetak), ternyata telah digandrungi para pedagang atau pengusaha di masa lalu. Iklan ternyata lebih efektif dalam promosi, jika dibanding dengan promosi “tutur tinular” yang memakan waktu lama. Nah, bagaimana bentuk iklan dan bahasa iklan tempo doloe? Perhatikan tiga iklan baris di atas yang dipasang pada sebuah koran lokal di Cirebon. Sudah tentu nama penginapan “Pagi Sore” di Jl. Kedjaksan (Siliwangi) no.138 ini sudah tidak ada lagi. Di depan alun-alun Kejaksan, sekarang ada penginapan bermerek “Langensari”.
Demikian juga toko “Lie Liong Toh” di Jl. Pekiringan 100 telepon 77 Tjirebon juga sudah tak berbekas. Iklan pasta gigi “Colgate” pun menggunakan bahasa Cerbon saat itu. Bunyinya, “Abab ingkang sedep ambetipoen. Abab ingkang aroem, tumrap wanita améwahi manisipoen lan ngresepaken. PRAJOGI MANOET TJARA COLGATE.” Jika dialihbasakan dalam bahasa Indonesia saat ini menjadi,”Bau mulut yang sedap baunya. Bau mulut yang harum, kepada wanita manisnya memberikan kemewahan dan mengesankan. Baiknya mengikuti cara Colgate”. Ternyata pasta gigi “Colgate” sudah ada sejak tahun 1950an dan sekarang masih tetap bertahan di pasaran masyarakat banyak.
Iklan lainnya yang bikin kita tersenyum adalah “Botol Cebok untuk Buang Air Besar.” Gambarnya pun agak vulgar, berupa perempuan sedang cebok yang dikucuri air dari botol, dengan tulisan peringatan,”Awas! Berbahaya botol dimasukkan dalam lubang. pantat”. Memang apa urusannya tuh botol dengan “lubang pantat.”
Bahasa dalam iklan, baik di media cetak maupun elektronik haruslah dengan bahasa yang menarik. Tetapi itulah bahasa iklan tempo doeloe yang dianggap menarik. Lalu masih perlukah “botol cebok” untuk saat ini? (NMN)***
*Penulis adalah pemerhati kebudayaan lokal.