CIREBON (CT) – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Cirebon, M Abdul Majid Ikram memprediksi, angka inflasi pada Juli 2016 akan disumbang dari sektor pendidikan, mengingat tahun ajaran baru sudah dimulai dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga yang signifikan di sektor perlengkapan sekolah.
Namun nyatanya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatatkan, inflasi terbesar disumbangkan oleh kelompok sandang dan subkelompok daging. Meski juga mengalami peningkatan harga, namun kelompok pendidikan hanya mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dari pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala BPS Kota Cirebon, Imron Budianto menjelaskan, inflasi yang dialami Kota Cirebon dipengaruhi oleh meningkatkan harga pada tujuh kelompok pengeluaran. Yakni kelompok sandang dengan jumlah inflasi yang mencapai 0,65 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan kenaikan sebesar 0,38 persen.
Kemudian, kelompok pendidikan sebesar 0,28 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,14 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,09 persen.
“Subkelompok yang memberikan andil inflasi terbesar sepanjang Juli 2016 di Kota Cirebon adalah daging dan hasil-hasilnya, khususnya untuk daging ayam ras,” ungkap Imron, Rabu (03/08).
Seperti diketahui, dari pantauan CT, memasuki Agustus, harga daging baik sapi maupun ayam, masih betah di angka tinggi. Harga daging di Pasar Kramat Kota Cirebon bisa mencapai Rp 110.000-120.000 per kilogram, sedangkan harga daging ayam masih betah di angka Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram. Harga itu disinyalir akibat permintaan konsumsi daging yang masih tinggi, meskipun Idul Fitri telah usai beberapa waktu lalu. (Wilda)