Cirebontrust.com – Dua partai politik di Jawa Barat sedang membangun poros Jawa Barat menyikapi Pilgub 2018 mendatang. Partai Hanura dan Golkar Jawa Barat menyatakan sepakat untuk membangun gerakan yang mereka sebut poros Jabar.
Secara praktis, Ketua DPD Partai Hanura Jawa Barat Fitrun Fitriansyah mengatakan, bahwa komposisi Partai Golkar dan Hanura juga partai lain yang nanti akan bergabung dalam Poros Jabar, dapat melahirkan suasana baru dan nyaman dalam iklim politik di Jawa Barat. Ia pun tidak memungkiri bahwa komposisi ini sudah pas jika digunakan dalam perhelatan
Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang.
Terkait pemilihan Gubernur Jawa Barat, Partai Hanura tingkat Kabupaten/Kota telah mendeklarasikan Dedi Mulyadi agar maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat. Sementara Partai Golkar Jawa Barat sendiri akan memutuskan pencalonan tersebut dalam Rapat Pimpinan Daerah yang akan diselenggarakan pada 26-27 April 2017 mendatang di Karawang.
“Golkar ada 17 kursi, Hanura ada 3 kursi, sudah cukup itu,” singkat
Fitrun saat dikonfirmasi.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam keterangannya menyebut bahwa Poros Jabar bertujuan dalam rangka menangkis pengaruh negatif Pilkada DKI Jakarta, yang boleh jadi berdampak pada Pilkada Jawa
Barat pada 2018 mendatang.
Poros ini pun, menurut dia, tidak memiliki kaitan dengan kepentingan elit politik ataupun kelompok tertentu yang berpotensi memecah belah keutuhan bangsa Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat pada khususnya.
“Ini bukan tentang usung-mengusung. Saya dengan Kang Fitrun (Ketua Hanura Jabar) berdiskusi tentang persoalan Jawa Barat. Kita ketahui bahwa eskalasi Pilkada Jakarta bisa berimplikasi luas. Seolah masyarakat terbelah dua. Kalau dipelihara, ini bisa berdampak negatif bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia. Apalagi, Jawa Barat ini kan berbatasan langsung dengan Jakarta,” kata pria yang akrab disapa Kang Dedi ini.
Dedi pun sempat berujar bahwa fungsi pembentukan Poros Jabar ini adalah dalam rangka memposisikan partai politik agar mampu menyerap keinginan dan aspirasi masyarakat Jawa Barat luas, dalam bingkai semangat demokrasi dan pembangunan di Provinsi yang memiliki jumlah hak pilih terbesar di Indonesia tersebut.
“Kita tidak ingin ada benturan ideologi di Jawa Barat yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik, sehingga sangat berpotensi menimbulkan konflik. Makanya Golkar dan Hanura memiliki kesamaan spirit dalam konteks ini,” ujarnya.
Tak lama setelah gerakan ini digulirkan, Dedi memprediksi bahwa Partai Kebangkitan Bangsa pun akan turut bergabung. Prediksi ini menurut Dedi, sesuai dengan kesepakatan yang dibangun dalam sebuah pertemuan di Purwakarta beberapa waktu lalu. (Iskandar)