Ilustrasi
JAKARTA (CT) – Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil menyayangkan langkah Detasemen Khsusus Anti Teror (Densus 88) yang melakukan pengerebekan di salah satu sekolah Taman Kanak-Kanak di Klaten, Jawa Tengah, saat anak-anak tengah berada di kelas.
Lantaran aksi tersebut, menimbulkan kepanikan dan trauma terhadap anak-anak TK yang sedang mengikuti proses belajar dan mengajar.
”Itu menjadikan trauma karena densus datang dengan menggunakan senjata api lengkap,” tutur Nasir kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/03).
Nasir menjelaskan, Densus 88 mengabaikan aspek psikologis dan tidak memperhitungkan tingkat ancaman yang mereka hadapi. Karena model penggerebakan seperti yang dilakukan Densus 88 tersebut bisa menimbulkan kebencian dan berpotensi memunculkan bibit-bibit radikalisme.
”Tanpa disadari negara sendiri yang menyuburkan radikalisme di negeri ini, karena aksinya sembarangan,” kata ujarnya.
Diketahui, Densus 88 melakukan penggeledehan di TK Roudlatul Athfal Terpadu Amanah Ummah, Klaten pada Kamis (10/03). Penggeledahan tersebut dilakukan lantaran di TK terdapat senjata api yang diduga ada kaitanya dengan jaringan teroris. Ketika proses penggeledahan situasi TK masih ramai, karena kondisi belajar mengajar masih berlangsung. (Eros)