Citrust.id – Desakan untuk mengembalikan kepemilikan PS Gunung Jati (PSGJ) ke Pemerintah Kabupaten Cirebon kembali mencuat. Desakan itu muncul lagi pasca-gagalnya tim kebanggaan Kabupaten Cirebon tersebut gagal dalam mengarungi Liga 3 Serie 1 Jawa Barat.
Seperti diutarakan tokoh sepakbola Kabupaten Cirebon, Sutardji Rahardja. Saat ini, PSGJ bukan milik Pemerintah Kabupaten Cirebon. Statusnya adalah milik pribadi, yakni H. Suhud.
“Masyarakat biar tahu kalau saat ini PSGJ bukan milik Pemda, tetapi milik pribadi, karena tidak mampu masalah pendanaan, jadi tidak mampu membuat manajemen yang baik. Saya juga yakin, saat ini tidak ada manajemen. Semua tersentral di tangan Suhud,” ujar Sutardi, beberapa waktu lalu.
Pria yang juga mantan pemilik Cirebon FC itu mengatakan, kegagalan PSGJ di Liga 3 Serie 1 lantaran tidak mampunya pemilik PSGJ untuk membuat manajemen yang solid. Akhirnya, pemain di lapangan ikut terpengaruh atas carut marutnya internal PSGJ.
Sutardi akan mengapresiasi jika Suhud mengembalikan kepemilikan PSGJ kepada Pemda Kabupaten Cirebon. Masyarakat sepakbola juga akan segera melakukan komunikasi dengan Pemda soal masa depan PSGJ.
“Kami akan segera berkomunikasi dengan Pemda terkait arah sepakbola Kabupaten Cirebon. Apakah tetap mempertahankan nama PSGJ atau membuat klub baru yang memang dimiliki Pemda Kabupaten Cirebon,” ucapnya.
Sutardi mengungkapkan, PSGJ bisa menjadi milik pribadi karena saat itu ada aturan dari PSSI, agar seluruh klub mempunyai badan hukum. Tanpa sepengetahuan masyarakat sepakbola Kabupaten Cirebon, Suhud lalu berinisiatif membuat akta pendirian.
“Pada saat pembuatan akta pendirian itu, Suhud mengklaim, kalau PSGJ adalah miliknya, bukan milik masyarakat Kabupaten Cirebon, sampai dengan sekarang,” terangnya.
Sutardi menambahkan, kegagalan PSGJ di Liga 3 Serie 1 menjadi cambuk bagi masyarakat Kabupaten Cirebon. “Baru kali ini PSGJ dipermalukan dengan jumlah gol yang cukup banyak dalam pertandingan resmi,” pungkasnya. (Haris)