Aturan MOS Tanpa Plonco Punya Plus Minus Tersendiri

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Berubahya sistem Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) memiliki plus minus tersendiri dalam penerimaan peserta didik baru.

Hal itu diutarakan oleh Wakasek Kurikulum SMAN 7 Cirebon. Menurutnya, meski bernilai positif, namun, PLS yang berjalan secara datar bisa menyebabkan kebosanan bagi siswa.

“Bawa yang aneh-aneh selama MOS itu kan memicu kreativitas siswa, gak bosen juga kan jadinya, punya kenangan pas masuk sekolah. Kalau flat-flat aja kan siswa jadi bosen,” ujar Wawan saat ditemui CT, Selasa (19/07).

Namun, lanjut Wawan, dirinya tetap mendukung program pemerintah soal PLS, menurutnya, ada sisi positif dalam penerapan peraturan baru itu. Diantaranya, tak ada lagi perploncoan yang merugikan siswa.

“Sebenarnya kan yang lebih banyak plonco itu di perguruan tinggi, namun ini semua pasti ada hikmahnya. Kita tetap mengikuti aturan itu, di sini tak ada lagi perploncoan dalam MOS,” terang Wawan.

Di SMAN 7 sendiri terdapat 10 kelas dan jumlah yang diterima di kisaran 400 siswa. PLS di sekolah ini dilaksanakan dua hari semenjak pukul 07.00-14.00 WIB, dengan guru yang mengambil kewenangan memberi materi kepada siswa baru.

“Materi kedislipinan, tata cara belajar yang baik dan benar, materi sopan santun itu guru yang kasih. Siswa atau OSIS juga bisa terlibat langsung, dengan ikut membawa siswa baru keliling memperkenalkan sekolah,” ujar Wawan. (Wilda)

BACA JUGA:  Jambore Pemuda Indonesian Kembali Digelar, Sumatera Barat Jadi Tuan Rumah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *