Citrust.id – Debat publik tahap pertama pasangan calon walikota dan wakil wali Kota Cirebon, antara Bamunas Setiawan Boediman-Effendi Edo (OKE) dan Nashrudin Azis-Eti Herawati (PASTI) berlangsung hangat dan sengit.
Debat publik tahap pertama yang digelar KPU Kota Cirebon di Swiss Belhotel, Kamis (19/04), juga dimeriahkan oleh yelyel dan teriakan pendukung kedua pasangan dengan berbagai attribut yang digunakan.
Dalam sesi debat perdana, menjadi momen masyarakat Kota Cirebon untuk bisa menentukan pasangan calon, yang dinilai menguasai dan mengetahui solusi dari persoalan di Kota Cirebon.
Debat yang dimoderatori oleh Dr. Evie Ariadne Shinta Dewi, Dra, Mpd., Lektor Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung, terdiri dari Empat Segmen, dengan tema dan pembahasan yang berbeda di tiap segmennya.
Segmen pertama pemaparan visi dan misi. Masing-masing paslon diberi waktu dua menit untuk menyampaikan visi dan misi mereka.
Dalam Segmen tersebut, Paslon OKE memaparkan Visinya, yakni
“Terwujudnya Kota Cirebon menjadi kota perdagangan dan jasa yang maju dan berdaya saing tinggi tahun 2023”. Dengan Misi sebagai berikut:
– Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berlandaskan nilai-nilai religi dan budaya luhur.
– Meningkatkan kualitas pendidikan, derajat kesehatan dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
– Memelihara kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup, meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana dan sarana dasar kota secara terpadu, efektif dan efesien.
– Mengembangkan sektor pariwisata yang bertumpu pada nilai-nilai budaya Cirebon secara terintegrasi dengan wilayah penyangga di sekitarnya.
– Meningkatkan iklim investasi yang kondusif, mendorong pengembangan sektor UKM dan informal guna peningkatan pertumbuhan dan stabilitas kota.
– Memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat.
Di lain pihak, Paslon dengan nomor urut 2, PASTI, melalui tagline program SEHATI menerjemahkannya menjadi Visi guna mewujudkan Cirebon sebagai kota kreatif berbasis budaya dan sejarah, dengan Misi sebagai berikut:
– Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Cirebon yang berdaya saing, berbudaya dan unggul dalam segala bidang.
– Mewujudkan tata pengelolaan pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan inovatif.
– Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum yang berwawasan lingkungan.
– Mewujudkan keamanan dan ketertiban umum yang kondusif.
Segmen kedua menjawab dua pertanyaan yang telah disediakan di amplop tertutup. Masing-masing paslon mengambil amplop pertanyaan itu dan dibacakan oleh moderator. Waktu yang diberikan bagi masing-masing paslon untuk menjawab pertanyaan itu adalah 90 detik.
Segmen ketiga hampir sama dengan segmen kedua, perbedaannya adalah setelah salah satu paslon menjawab pertanyaan yang telah disediakan diamplop tertutup, paslon lain bisa menanggapinya. Waktu yang diberikan untuk menjawab pertanyaan adalah 90 detik. Sedangkan tanggapan diberi waktu 60 detik.
Segmen keempat, salah satu paslon bisa melemparkan pertanyaan dan paslon lain menanggapinya. Waktu yang disediakan untuk melemparkan pertanyaan adalah 60 detik. Sedangkan tanggapan diberi waktu 60 detik.
Debat publik diakhiri closing steatment kedua paslon selama dua menit.
Keempat segmen tersebut memunculkan tema beragam, dari tema budaya, ekonomi, sosial, politik, hingga lingkungan, dengan pendeketan kasuistik yang memerlukan tidak hanya penguasaan wacana dan persoalan, melainkan pengalaman untuk merumuskan solusi yang aplikatif.
Dalam keseluruhan proses debat publik tersebut, nampak Paslon Bamunas Setiawan Boediman-Effendi Edo (OKE) kerap menjawab persoalan dengan pendekatan elaborasi wacana.
Berbeda dengan Paslon Nashrudin Azis-Eti Herawati (PASTI) yang kerap mengambil perspektif dengan menjawab setiap pertanyaan secara teknis. Hal itu tak mengherankan karena Paslon PASTI yang merupakan petahana, memiliki pengalaman kerja, sehingga mampu mengelaborasi setiap tema debat secara kasuistik dan solutif. / Haris
