Yayasan Sketsa Pribumi Cirebon Anggap Bahasa Cirebon Kurang Diperhatikan

CIREBON (CT) – Peringatan hari bahasa ibu internasional, Yayasan Sketsa Pribumi Cirebon, mengadakan kegiatan apresiasi bahasa lan sastra Cirebon, di balai Desa Kaliwedi Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Minggu (21/02).

Acara tersebut, diisi beragam pertunjukan yang ditampilkan untuk hiburan dengan menggunakan Bahasa Cirebon, di antaranya maca puisi Bahasa Cirebon, dongeng, jogregan, suluk lan kidung, tembang, diskusi budaya dengan tema “Bahasa Cirebon Mbesuk Mben (Bahasa Cirebon dimasa yang akan datang)”.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut yakni, H. Mansyur, M. Yusuf IS dan Anom Sunara sebagai seniman, M. Ramli sebagai budayawan, Imam Emje sebagai aktivis. Selain itu acara tersebut, dihadiri oleh puluhan peserta yang ikut tampil, mereka dari kalangan mahasiswa dari berbagai daerah, pelajar dan masyarakat serta santri.

Dikatakan, Imam Emje julukan dari Imam Miftahul Jannah acara yang digelarnya bertujuan sebagai bentuk kepedulian terhadap bahasa daerah, khususnya Bahasa Cirebon. Karena, menurutnya pemerintah tidak terlalu memperhatikan Bahasa Cirebon, khusunya Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Parawisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon.

Hal tersebut terlihat, ditandai ada beberapa kerancuan di sekolah-sekolah mengenai kurikulum dan tatacara mengajar bahasa Cirebon.

“Bahasa Cirebon dalam pembelajaran di sekolah hanya diberi waktu satu jam, sementara kedudukan Bahasa Cirebon sendiri itu merupakan bahasa yang wajib dituturkan oleh masyarakatnya. Karena sebagai ciri khas dari kebudayaan. Sehingga tidak semata-mata UNESCO mengadakan hari khusus bahasa ibu, karena takut dan khawatir hilangnya bahasa daerah,” jelasnya,  saat diwawancarai CT.

Secara terpisah, Usdek Dara dalam pemaparan diskusinya mengatakan bawa Bahasa Cirebon kedudukannya lebih tinggi dibandingkan Bahasa Inggris.

“Karena dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan Bahasa Cirebon, sedangkan Bahasa Inggris itu pergaulan kita dikanca internasional,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Imam, langkah ke depan yang akan dilakukan oleh Yayasan Sketsa Pribumi Cirebon, yakni membuat dan mendokumentasikan segala yang menjadi ciri khas Bahasa Cirebon.

“Membuat buku saku, mendokumentasikan tembang Bahasa asli wong Cirebon. Kita juga bisa gaul dengan menggunakan Bahasa Cirebon,” ucapnya. (Putri Murni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed