Cirebontrust.com – Dalam waktu dekat ini, tepatnya pada Minggu (01/10) salah satu tradisi di Kabupaten Cirebon akan digelar, yakni “Memayu Buyut Trusmi”. Persiapan untuk menyambut tradisi ini sudah disiapkan. Alang- alang yang nantinya akan digunakan untuk mengganti welit (atap dari pelepah tebu kering), sudah disiapkan di gudang kompleks Buyut Trusmi.
Tarub bangunan masjid turut diarak oleh sejumlah sesepuh dengan pakaian khas keraton pada Memayu nanti. Tarub atau welit inilah yang menjadi ciri khas tradisi memayu, yang akan menggantikan welit lama di bagian atap bangunan masjid Buyut Trusmi.
Secara filosofis, makna dari upacara tradisi memayu buyut trusmi ini, tidak lain sebagai tolak bala atas bencana kekeringan, sekaligus menyambut musim hujan. Selain tentunya, memohon kepada sang kuasa agar terhindar dari marabahaya.
Sedangkan, penggantian tarub atau atap masjid dan beberapa atap petilasan memiliki makna filosofis, agar masyarakat setempat mengganti sifat-sifat buruknya dengan sifat yang baik.
“Tarub atau welit ini akan dipasang sehari setelah upacara arak-arakan memayu,” kata sesepuh kuncen buyut Trusmi, Kiai Tony Syah.
Sementara satu minggu sebelum tradisi ini digelar, warga Trusmi akan diramaikan beberapa kesenian satu minggu tanpa henti.
“Nanti ada wayang kulit, sandiwara dan lainnya sebelum acara puncak digelar,” ungkapnya. (Iskandar)