Cirebontrust.com – Ratusan massa nasabah Global Insani (GI) yang menggelar unjukrasa, mereka menagih janji perusahaan terkait program investasi yang menjanjikan keuntungan serta bisa naik haji. Para nasabah ini, seharusnya mendapatkan keuntungan, karena telah jatuh tempo sesuai dengan jenis investasi yang mereka pilih.
Koordinator nasabah, Khairun dia bersama rekannya mulai curiga jika perusahaan ini hanya main-main, setelah jatuh tempo yang ditetapkan untuk mengambil keuntungan ternyata tidak direalisasikan.
Dikatakannya, perlu diketahui bahwa GI memiliki 5.700 nasabah yang mengikuti beberapa jenis investasi, di antaranya qiradh dan haji khusus.
Mereka geram, karena keuntungan yang dijanjikan tidak kunjung datang, dan bagi nasabah yang mengikuti program investasi haji khusus tak kunjung bisa berangkat ke Mekkah.
“Total dana yang diambil dari 5.700 nasabah ini senilai Rp 60 miliar, dan sebagian besar belum mendapatkan keuntungan apapun serta tidak bisa berangkat naik haji,” kata Kahairun.
Merasa tertipu, katanya dia bersama rekannya mendesak pihak GI untuk mengembalikan uang yang telah sudah disetorkan. Namun, disisi lain, GI telah mengeluarkan keputusan, jika perusahaan tersebut dinyatakan pailit, sehingga tidak memiliki tanggungjawab untuk mengeluarkan dana nasabah.
Diketahui, untuk investasi qiradh nasabah diharuskan menyetorkan Rp 8 juta dan bisa dicairkan dalam jangka waktu tiga tahun. Qiradh atau sistem bagi hasil menurut skema, seharusnya menghasilkan keuntungan tertinggi Rp 17,9 juta, sedang Rp 14,5 juta dan terendah Rp 10,5 juta dalam waktu tiga tahun.
“Sementara bagi nasabah yang mengikuti investasi haji khusus diharuskan setor Rp 25 juta ke bank yang telah ditunjuk secara khusus dalam jangka waktu lima tahun. Penyetoran ke bank tersebut juga dilakukan oleh GI dengan dana talangan. Namun, investasi haji khusus ini bermasalah,” jelasnya.
Sebab, kata dia setelah setoran dilunasi dalam jangka waktu lima tahun, sebesar Rp 25 juta ke bank, ternyata pihak bank masih menyatakan setoran haji kurang.
“Pada 31 Maret lalu, kami bersama sekitar seribu nasabah diundang oleh GI ke Hotel Bentani, Kota Cirebon. Di sana, masing-masing nasabah ada yang dijanjikan keuntungan, bahkan ada yang dijanjikan hingga di atas Rp 1 miliar,” kelasnya, seraya keuntungan tak kunjung dibayarkan.
Malah, kata dia saat di Hotel Bentani tersebut, ada pernyataan dari pengacara bahwa pihak perusahaan menyatakan GI pailit. Jadi, katanya yang datang bukan direksi, tapi hanya dari pengacara.
“Jelas itu hanya modus, agar terhindar dari tuntutan,” terangnya.
Sementara itu, Direksi GI, H Basuni yang sempat menemui para nasabah di kantor GI di Desa Lurah menyebutkan, pihaknya akan kembali menemui para nasabah di Hotel Apita, Rabu (12/04).
“Besok semua Direksi hadir, semuanya akan dijelaskan dan dijelaskan sejelasnya,” singkatnya.
Sementara itu, ratusan nasabah datang ke kantor GI di Desa Lurah, sebelaumnya mereka sempat mendatangi PD Surabraja Food Industry di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok.
Mereka menduga PD Surabraja, merupakan satu bagian dengan GI. Namun, setibanya di depan kantor PD Surabraja para nasabah ini dihadang oleh warga sekitar.
PD Surabraja sendiri, dianggap oleh massa merupakan perusahaan yang dijadikan tempat pengelolaan uang para nasabah GI.
Namun, Pimpinan PD Surabraja Food Industry, H Jaelani mengungkapkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya ini merupakan perusahaan perseorangan milik, Hj Rupiah dan tidak membuka anak perusahaan dimanapun.
“Perusahaan kamipun tidak ada aliran dana, manajemen atau kepemilikan dengan Global Insani. Jadi, segala akibat yang berhubungan dengan GI adalah di luar tanggungjawab kami,” tukasnya. (Iskandar)