Ilustrasi
CIREBON (CT) – Kantor Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mencatat 90 persen penduduk usia di atas 10 tahun gemar menonton televisi, tetapi tidak suka membaca buku.
Di negara maju setiap penduduknya membaca 20 hingga 30 judul buku setiap tahun. Sebaliknya di Indonesia, penduduk hanya membaca paling banyak tiga judul buku dan itu pun masyarakat usia 0-10 tahun. Lantas, apa penyebab rendahnya minat baca di Indonesia?
Menurut Okky Madasari penulis novel Entrok, membaca buku belum menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar orang Indonesia dan masyarakat tidak dididik untuk gemar membaca.
Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak biasa membaca buku karena tidak memiliki akses mudah untuk mendapat buku. Kalau pun ada perpustakaan umum, isinya sangat tidak layak. Begitu juga perpustakaan sekolah.
Dosen Filsafat Universitas Indonesia Saraswati Putri alias Sarasdewi, mengungkapkan bahwa rendahnya minat membaca di Indonesia karena beberapa hal. Di antaranya kurikulum, kualitas buku bacaan, berarti juga menyentuh banyaknya penulis juga kualitas karyanya, sampai ke soal-soal kesulitan akses buku dan pendidikan, dan masih banyak buta aksara di berbagai daerah.
Sementara menurut Public Engagement at Indonesian Art Coalition Aquino Hayunta, penyebab masyarakat Indonesia tidak suka membaca karena persoalan kurikulum yang menekankan hafalan bukan bacaan di samping masyarakat juga lebih akrab dengan gawai daripada buku. (Net/CT)