Pegiat Kemanusiaan Ajak Perempuan Berperan Aktif dalam Pemilu

Citrust.id – Pada rangkaian kegiatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) 2019, Jaringan Cirebon Untuk Kemanusiaan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai keterkaitan antara pemilu dan kemanusiaan.

Pegiat Jaringan Cirebon Untuk Kemanusiaan, Lutfiyah, mengutarakan, pada peringatan IWD tahun ini, pihaknya mengambil tema “Urgensi Pendidikan Demokrasi Dalam Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”.

Sejumlah kegiatan pun digelar. Antara lain, pendidikan publik di 11 tempat berbeda, kampanye media, panggung untuk perempuan hingga menjual barang bekas tapi laik pakai dengan harga yang sangat terjangkau (give back sale).

“Berbagai kegiatan itu menyasar lima kelompok sebagai prioritas subjek yang ikut terlibat aktif, yakni pemilih muda, pemilih pemula, perempuan, tokoh agama dan tokoh masyarakat, warga internet (media sosial),” terang Lutfiyah, Rabu (27/3/2019).

Sejak reformasi digulirkan di Indonesia, lanjut Lutfiyah, partisipasi politik perempuan, khususnya keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan, menjadi agenda penting bagi banyak kalangan, termasuk pemerintah.

Berbagai terobosan kebijakan afirmasi dan penguatan peran perempuan dalam politik terus diupayakan. Sehingga pendidikan dan pengetahuan tentang politik yang menyeluruh terhadap kaum perempuan sangat penting.

“Hal tersebut akan mendorong partisipasi politik dari perempuan. Termasuk mendorong perempuan untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas dengan tidak termakan berita hoaks yang banyak tersebar, terutama menjelang Pilpres 2019,” ungkapnya.

Lutfiyah menambahkan, Jaringan Cirebon Untuk Kemanusiaan setia pada pendidikan kesadaran kritis kepada masyarakat. Untuk itu, pihaknya merasa, penyebarluaskan pendidikan demokrasi amat penting dilakukan. Terlebih, tahun 2019 menentukan arah kebijakan nasional maupun daerah.

“Kami ingin menggugah kesadaran masyarakat, bahwa keterlibatan dalam pemilu sangat berkaitan dengan terwujudnya masyarakat yang bebas dari segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak. Baik kekerasan seksual, maupun perkawinan anak,” tuturnya.

BACA JUGA:  Kajari: Kasus Dugaan Korupsi Kemenag Masih Berlanjut

Sementara itu, Pegiat Yayasan Fahmina, Alifatul Arifiati, mengutarakan, melalui rangkaian kegiatan peringatan Hari Perempuan Internasional 2019, pihaknya ikut serta dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat, terutama tentang pentingnya menggunakan hak suara pada pemilihan umum.

“Kami juga ingin memberikan pendidikan tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Terutama penghapusan kekerasan seksual, penghapusan perkawinan anak dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja,” katanya. /haris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *