Ilustrasi
CIREBON (CT) – Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day). Kemunculan International Women’s Day berawal dari perjuangan kaum perempuan dalam peristiwa di pabrik garmen bernama Triangle Shirtwaist Factory, Amerika Serikat, pada tahun 1911.
Pada masa itu kondisi kerja dan fasilitas yang diterima para buruh perempuan di Amerika sangat jauh dari layak. Hingga pada akhirnya sebuah kebakaran hebat terjadi pada bulan Maret tahun 1911 dan menewaskan 140 orang pekerja perempuan. Peristiwa naas itu disebut-sebut sebagai bencana industri paling mematikan dalam sejarah Kota New York.
Peristiwa kurang menyenangkan tersebut memicu aksi damai yang dilakukan bertahun-tahun kemudian di New York City, Amerika Serikat. Aksi tersebut dimotori oleh buruh-buruh perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil dan dilaksanakan tepat pada tanggal 8 Maret 1957. Namun sial, aksi tersebut mendapat sambutan keras dari pemerintah Amerika. Sepasukan polisi datang dan membubarkan paksa aksi damai tersebut.
Karena peristiwa pembubaran itu, peringatan hari perempuan sempat terhenti selama beberapa tahun. Namun pada tahun 1960 seiring dimulainya trend feminisme, beberapa negara memulai kembali memeringati hari perempuan sejagad tersebut, hingga akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mensponsori Hari Perempuan Internasional mulai tahun 1975. (Net/CT)
Kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan terhadap perempuan selalu terjadi pada sistem jahiliah, baik saat sebelum Islam datang, dan dengan diterapkannya sistem hidup sosialis dan kapitalis, perempuan selalu menjadi korban. Hanya dalam Islam lah perempuan diposisikan mulia, terhormat, dilindungi, dan diperlakukan sebagaimana kodrat penciptaannya. Karena hukum Islam berasal dari pencipta manusia, baik laki2 maupun perempua