Citrust.id – Munculnya laporan penyalagunaan data yang dilakukan oleh Perusahaan Cambridge Analytica terhadap Facebook, akhirnya telah merugikan media sosial terbesar di dunia ini senilai US$ 45 miliar dengan valuasi pasar setelah skandal tersebut. Pada akhirnya Chief Excekutif Inc Mark Zunkerberg meminta maaf atas terjadinya skandal penyalagunaan 50 juta data penggunannya, dan menurut Zurkerberg ini adalah pelnggaran keparcayaan yang besar.
” ini sebuah persoalan besar, dan saya menganggap bahwa sangat menyesal persoalan ini, karena kami memiliki tanggung jawab yang sangat besar kepada para pengguna untuk melindungi data mereka. kami seharusnya tidak mempercayai bahwa Cambridge Analytica yang telah menghapus para pengguna facebook, dan kita tetap berkomitmen bahwa tidak ikut dalam pemilu Amerika yang digelar tahun 2016 lalu, dan di India serta Brazil mendatang. Oleh karenanya kita akan melakukan audit data sebelum 2014 untuk mengkaji kembali ribuan aplikasi dari pihak ketiga,” ujarnya (23/03/2018) diwartakan tempo.
Lanjutnya lagi, banyak pihak-pihak yang ikut campur tangan dalam pemilu dengan menggunakan facebook, akibat peristiwa tersebut banyak pihak seperti Amerika dan negara-negara eropa memanggil petinggi facebok untuk menjelaskan sistem keamanannya, serta Investor menggugat Facebook Inc atas merosotnya harga saham menyusul kegagalan perlindungan privasi karena penggunaan data tanpa izin oleh firma riset yang memiliki hubungan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Jaringan media sosial terbesar di dunia ini digugat di pengadilan federal San Francisco pada Selasa, 20 Maret 2018. Gugatan ini dilayangkan para pemegang saham dalam sebuah class action yang menyatakan mereka menderita kerugian. Kerugian ini diderita setelah pengungkapan bahwa Cambridge Analytica, perusahaan yang berbasis di Inggris, memperoleh informasi profil 50 juta penggunanya. /sw