Majalengkatrust.com – Sejumlah padi di Kabupaten Majalengka yang usianya baru sekitar 2 bulanan terancam kekeringan dan gagal panen. Kondisi tersebut sebagian diantaranya akibat petani memaksakan tanam padi, padahal seharusnya ditanami palawija yang tidak banyak membutuhkan air.
Emi, petani di Kecamatan Cigasong yang menyewa lahan sawah bengkok tidak menduga kalau sawahnya akan terkena kekeringan. Kini kondisi sawah yang tanamannya baru berumur dua bulanan mengalami retak, akibat cukup lama tidak dialiri air.
Retakan sawah telah mencapai selebar 3 sentimeter hingga 5 sentimeter dengan kedalaman 10 hingga 15 sentimeter. Kondisi tanaman yang harusnya mulai bunting kini daunnya pirang mengering.
Emi dan Muni, petani lainnya mengaku mencoba keberuntungan karena pengalamannya menyewa bengkok tahun lalu bisa tiga kali tanam.
“Diharapkan bisa untung, karena dari masa tanam I kami rugi akibat serangan hama tikus dan penggerek batang. Dari luas satu bau, hanya dapat 10 kuintal. Jumlah tersebut dibagi dua dengan penyewa sawah. Jadi perolehan kami hanya 5 kuintal. Padahal obat dan pupuk waktu itu mahal mencapai Rp300 ribu/kuintal,” kata Emi, Selasa (12/09).
Sementara di tempat lain, untuk mendapatkan air bersih warga Dukuh Hurip Kelurahan Cicurug, Kecamatan Majalengka harus berjalan ratusan meter menuju mata air sumur Nyimplung, yang berada di kaki bukit Kalang Bentang.
Menurut warga setempat, Indra Subana, warga memanfaatkan air bersih untuk mandi, cuci dan minum. Lebih dari 200 orang warga yang memanfaatkan sumber mata air tersebut. Bukan hanya masyarakat yang ada di Dukuh Hurip saja yang memanfaatkan Sumur Nyimplung, tapi warga dari Gunung Haur Kelurahan Sindangkasih juga mengambil air bersih dari mata air Sumur Nyimplung.
“Biasanya masyarakat memanfaatkan sumber mata air tersebut pada pagi hari dari pukul 3-8 pagi, sedangkan sore harinya dari pukul 15-20 malam,” jelas Indra.
Terpisah Forecaster BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Izyn mengatakan, dari data Klimatologi, masuk awal musim hujan pada akhir Oktober terjadi di Wilayah Kuningan dan Majalengka Selatan.
“Sedangkan untuk wilayah Indramayu, Cirebon dan Majalengka Tengah dan Utara awal musim hujan pada bulan November. Penjelasan di atas sementara bisa menjadi patokan kapan berakhirnya musim kemarau,” ujar Faa Izyn. (Abduh)