CIREBON (CT) – Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai bergulir membuat produk-produk dari luar negeri masuk ke Indonesia, termasuk Kabupaten Cirebon. Tentunya hal itu memunculkan persaingan antar produk agar dapat diterima masyarakat sebagai konsumen.
Kabid UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Drs H Juri Ashari mengatakan, saat ini masyarakat sudah jeli ketika membeli barang. Agar produk UMKM di Kabupaten Cirebon memiliki daya saing dan nilai jual lebih, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Di samping kualitas produk, kehigienisan juga jadi perhatian tersendiri bagi konsumen, termasuk di dalamnya cara pembuatan dan pengolahan produk. Setelah itu, packing atau kemasan juga perlu dilakukan dengan baik. Tak kalah pentingnya adalah sertifikasi dan branding merek.
“Semua itu hendaknya ditunjang dengan marketing atau pemasaran yang kreatif dan inovatif,” kata Juri, Kamis (12/05)
Diungkapkannya, saat ini, terdapat 28 ribu UMKM di Kabupaten Cirebon yang telah terdata di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon. Sektor perdagangan masih mendominasi dengan jumlah 17 ribu unit UMKM. Disusul berikutnya sektor industri berjumlah 6.800 unit dan sektor jasa 3.700 unit UMKM.
“Para pelaku UMKM maupun masyarakat Kabupaten Cirebon pada umumnya, hendaknya lebih meningkatkan jiwa wirausaha dengan semangat meningkatkan ekonomi keluarga maupun daerah,” ujarnya. (Haris)